BMKG dan Yayasan Pikul Gelar Lokakarya Literasi Iklim 2024, Ini Tujuannya

- 7 Juni 2024, 18:40 WIB
Peserta Lokakarya Literasi Iklim 2024 antara BMKG dan Yayasan Pikul Foto bersama seusai membuka kegiatan Lokakarya. Kamis (30/5) (Dok.BMKG)
Peserta Lokakarya Literasi Iklim 2024 antara BMKG dan Yayasan Pikul Foto bersama seusai membuka kegiatan Lokakarya. Kamis (30/5) (Dok.BMKG) /

SuaraLamaholot - Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perubahan iklim, BMKG Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Yayasan Pikul mengelar kegiatan lokakarya Literasi Iklim 2024. 

Lokakarya ini mengusung tema, "Aksi Iklim: Menjaga Bumi, Menjaga masa depan" dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo dihadiri oleh Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Pusat, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi NTT dan para KUPT BMKG Kupang.

Baca Juga: Geothermal di kabupaten Lembata dan Ancaman Serius Bagi Kehidupan Masyarakat

Kepala Stasiun Klimatologi NTT, Rahmattulloh Adji, mengatakan Literasi Iklim bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi terkait Iklim dan perubahan-perubahannya kepada masyarakat NTT khususnya kepada komunitas kreatif, tokoh agama dan masyarakat lokal, ungkapnya yang juga sebagai Ketua Panitia Literasi Iklim 2024.

Baca Juga: AMMPERA Kupang Soroti Dampak Negatif Pengembangan Geothermal di kabupaten Lembata

Kegiatan Literasi Iklim ini diikuti oleh kelompok masyarakat, komunitas kreatif, tokoh agama dan kaum disabilitas sebanyak 50 peserta ditandai dengan pemaparan materi oleh narasumber baik dari BMKG maupun dari Pikul, diskusi kelompok, nonton film bersama, kunjungan ke hutan manggrove, hingga perencanaan mini project sebagai tindak lanjut dari Literasi Iklim.

Baca Juga: Siap Wujudkan WBK-WBBM, Lapas Kelas III Lembata Studi Tiru di Lapas Kupang

Ketrin Kleing, salah seorang peserta dari Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Dalek Esa, mengakui, kegiatan ini sangat seru dan bermanfaat karena bisa mendapat pengetahuan baru sekaligus relasi baru. 

"Sebagai anak muda saya berharap agar para peserta setelah memahami isu perubahan iklim dengan baik, bisa menjadi agen yang mengampanyekan isu krisis iklim supaya membawa dampak perubahan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar," kata Ketrin.***

Editor: Emanuel Bataona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah