Kabar gembira itu pun disampaikan kepada orang tuanya. Namun demikian, sang ayah justru tidak menginginkanya untuk mengabdikan diri sebagai pegawai di Perum Pegadaian.
Hangry Mooy kemudian mengurungkan niatnya untuk bekerja di Perum Pegadaian dan menuruti keinginan sang ayah.
Lebih lanjut dikatakan Hangry Mooy, pada bulan November 2010 dirinya melamar sebagai dosen di Universitas San Pedro Kupang, dan berhasil diterima.
"Namun, lagi.....lagi, orang tua (ayah) tidak setuju dengan alasan kalau dosen pada universitas negeri, maka boleh," ucap pria kelahiran 16 Juni 1984 itu.
Hangry Mooy menambahkan, dua kali pengalaman penolakan yang dialami membuat dirinya kecewa dan protes.
Meski begitu, karena rasa sayang dan cinta mengharuskannya untuk mengalah dan menuruti keinginan sang ayah
"Kemudian, pada bulan Desember 2010, orang tua (Ibu) menginformasikan kepada saya bahwa ada penerimaan CPNS di Kabupaten Rote Ndao,"kata Hangry sapaan akrab Hangry Mooy
Pasca mendengar informasi tersebut, sambung Hangry, dirinya memutuskan untuk ke Rote Ndao guna mengikuti seleksi CPNS.
"Kemudian, berdasarkan hasil seleksi, saya dinyatakan lulus dan diterima sebagai CPNS. Selanjutnya, pada bulan Juni tahun 2011 menjadi awal saya mulai meniti karier,"beber Hangry Mooy
Berdasarkan Keputusan Bupati Rote Ndao, sebut Hangry Mooy, dirinya ditugaskan pada Bagian Hukum Setda Kabupaten Rote Ndao sebagai pelaksana sampai dengan tahun 2013.