Baca Juga: Inspiratif! Gaspar Piris Petani Milenial TTU Budidaya Sirih Secara Modern
Dikatakan Gabriel Goa, data BP3MI NTT menyebutkan, dari 51 PMI yang meninggal di luar negeri tersebut, satu PMI prosedural bekerja sebagai nelayan dan meninggal di Taiwan dimana keluarga telah menerima asuransi dari perusahaannya.
Sementara 50 PMI lainnya adalah non prosedural atau ilegal dan semuanya meninggal di Malaysia.
Data ini lanjut Gabriel Goa, menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan dimana rata-rata delapan hingga sembilan warga NTT meninggal setiap bulannya di Malaysia.
"Miris sekali membaca data ini. Bagaimana 50 saudara-saudara kita mati secara sia-sia di Malaysia. Tidak ada tanggungjawab dari perusahaan pemberi kerja. Tidak ada asuransi dan tidak ada santunan apapun. Padahal mereka sudah bekerja ikut membangun perusahan tersebut. Sedih sekali rasanya," kata Gabriel Goa.
Berdasarkan data BP3MI NTT, adapun pekerja migran yang meninggal paling banyak berasal dari Kabupaten Malaka, yaitu 11 orang.
Baca Juga: Info BMKG: Wilayah NTT Berpotensi Angin Kencang 23-25 Juni 2024
Selanjutnya, Flores Timur, Sumba Barat, dan Belu masing-masing enam orang meninggal.
Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Nagekeo, dan Sumba Barat masing-masing tiga orang, sementara Kota Kupang dan Kabupaten Ende masing-masing dua orang.