Di Tengah Kesulitan Ekonomi, Ada Cara Unik Dilakukan Warga Lebak Banten Atasi Kemiskinan dan Pengangguran

- 14 September 2023, 19:54 WIB
 Cara unik meraih cuan warga di Kabupaten Lebak, Banten jadi pemburu telur semut merah atau kroto, hal itu sangat membantu kemiskinan dan pengangguran.
Cara unik meraih cuan warga di Kabupaten Lebak, Banten jadi pemburu telur semut merah atau kroto, hal itu sangat membantu kemiskinan dan pengangguran. /Foto Telur Semut /

Suara Lamaholot.com - Cara unik meraih cuan warga di Kabupaten Lebak, Banten jadi pemburu telur semut merah atau kroto, hal itu sangat membantu kemiskinan dan pengangguran.

"Kita terpenuhi kebutuhan pangan keluarga dengan pendapatan rata-rata Rp200 ribu per hari," ungkap Ujang berusia sekitar 35 tahun yang juga seorang pemburu semut merah warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Sebagaimana dikutip dari Antara Kamis 14 September 2023.

Lanjutnya, menceritakan bahwa pemburuan semut merah untuk makanan burung berkicau dan umpan memancing ikan menjadi pekerjaan tetap, karena cukup membantu pendapatan ekonomi keluarga.

Baca Juga: 4 Desa di NTT Bakal Terima Beras Cadangan, Ini Faktor Penyebabnya

Hingga saat ini, kelompok pemburu telur semut masih melakukan pemburuan sarang semut merah dari pagi sampai sore hari.

Para pemburu itu mencari kroto ke pohon- pohon besar yang dijadikan tempat sarang telur semut dilengkapi dengan alat tangkap yang terbuat dari bambu dan ujungnya diberikan kain plastik.

"Saya bisa menangkap semut merah atau 'rarangge' sekitar sebanyak satu kilogram dan mampu menyekolahkan anak-anak," terang Ujang.

Baca Juga: Duh! Total Kasus Korupsi hingga 11 September 2023 Capai 1.462 kasus, Begini Rinciannya

Dia mengaku hasil tangkapan kroto itu ditampung di tingkat pedagang burung dengan harga Rp200 ribu per kilogram.

Dengan harga sebesar itu, menurutnya, tentu bisa memenuhi ekonomi keluarga juga sisanya ditabungkan.

"Kami sehari pendapatan dari hasil tangkapan telur semut bisa membawa uang ke rumah Rp200 ribu," sebutnya menjelaskan.

Baca Juga: Ingin Desain Rumah Cepat dan Elegan? Kini Telah Hadir di Indonesia Teknologi Interior Hoomy AI

Saepul (40), warga Cihara Kabupaten Lebak, mengatakan, dirinya setiap hari bersama teman pergi ke hutan memburu telur semut yang umumnya bersarang di daun-daun pepohonan yang tinggi.

Pohon yang kerap "dihuni" untuk dijadikan sarang bagi "rarangge" itu, umumnya yang menjulang cukup tinggi seperti pohon lame, petai, manggah, durian, nangka dan mahoni.

Untuk memastikan telur semut ada, ungkap dia, dirinya melihat langsung ke atas pohon dengan cara memanjat.

Baca Juga: Begini Cara Atasi Kulit Kering pada Kaki, Menurut Para ahli

Apabila ditemukan gerombolan semut dengan sarang yang bersisi dia langsung diulurkan alat penangkap berupa bambu sepanjang 15 meter yang bagian ujungnya terdapat jala dari bahan plastik.

 "Setiap kali melakukan pemburuan, saya bisa mendapatkan 1,5 kilogram telur semut, dan jika dijual laku seharga Rp250 ribu," kata dia menjelaskan.

Dia menyebutkan, pemburuan semut tentu tidak begitu mudah karena harus berani menanggung risiko, sebab apabila terkena gigitan akan merasa perih dan gatal-gatal.

Baca Juga: Jika Rumahmu Mengalami Kebocoran, Berikut Rekomendasi Pelapis Anti Bocor yang Tepat
 
"Kami memburu semut merah penuh sikap kehati-hatian untuk menghindari gigitan itu," ungkapnya

Bukan hanya itu, sejumlah pemburu semut merah warga Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, menyampaikan dirinya setiap sore menjual hasil buruan telur semut ke pedagang pengumpul untuk dipasok ke Tangerang.

Kelompok pemburu semut di sini mencapai ratusan orang dan bisa menghidupi ekonomi keluarga.

Baca Juga: Berikut Tips Desain Ruang Tamu Rumahmu Agar Indah dan Menarik Menurut Para Desainer Interior

"Kami merasa beruntung sejak berhenti bekerja buruh panggul di Pasar Tanah Abang Jakarta, kini pulang kampung bekerja sebagai pemburu kroto," demikian tutup Udin pria parubaya warga Malingping, Lebak.***

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah