Lembaga Konservasi TSI Sukses Mengembangbiakkan Satwa Liar Komodo, untuk Dipulangkan ke Habitat Aslinya di NTT

- 15 Agustus 2023, 10:28 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengirimkan enam satwa liar jenis biawak komodo dari Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ke habitatnya di Cagar Alam Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengirimkan enam satwa liar jenis biawak komodo dari Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ke habitatnya di Cagar Alam Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur (NTT). /ribka.optimist/

Suara Lamaholot.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengirimkan enam satwa liar jenis biawak komodo dari Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ke habitatnya di Cagar Alam Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Satyawan Pudyamoko di Bogor. Sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa 15 Agustus 2023.

Menyampaikan bahwa, keenam satwa ini akan menjalani proses habituasi selama satu bulan di Cagar Alam Wae Wuul sebelum dilepasliarkan pada pertengahan bulan September 2023.

Baca Juga: Banyak PMI jadi Korban, B2PMI Mengimbau Masyarakat Ikuti Jalur Resmi Agar Terjamin Keselamatannya

Keenam komodo hasil pengembangbiakan Taman Safari Bogor akan diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta pada 15 Agustus 2023 dengan pesawat Garuda Indonesia.

Pelepasliaran, sebutnya, merupakan langkah penting untuk menambah populasi komodo di alam.

"Upaya pelepasliaran komodo ke habitatnya dari pengembangbiakan di Lembaga Konservasi seperti TSI, merupakan implementasi program ex situ linked to in situ," ujar Satyawan.

Baca Juga: Orang Muda Flores Timur Kampanyekan Krisis Ekologi: Rendah Emisi Karbon dan Nol Sampah Plastik

Diketahui untuk melindungi populasi komodo dari kepunahan, Pemerintah Indonesia telah menetapkan kawasan konservasi komodo, diantaranya Taman Nasional Komodo dan Cagar Alam Wae Wuul.

“Semoga program ex situ linked to in situ ini dapat direplikasi keberhasilannya oleh lembaga konservasi lain, dan komodo yang dilepasliarkan dapat hidup dan berkembang biak dengan baik di habitat alaminya,” terang Satyawan.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah