Nama Koke Bale artinya rumah induk, rumah asal, rumah leluhur, leluhur atau Kewokot adalah utusan penguasa tertinggi, yakni Lera Wulan (matahari bulan), untuk melindungi tiap-tiap keturunannya.
Model rumah Adat Koke Bale di setiap desa adalah panggung, dilengkapi dengan benda-benda purbakala, peninggalan leluhur, yang diyakini memiliki kekuatan gaib.
Rumah Adat Koke Bale biasanya dibangun persis di tengah desa dengan pelataran berukuran 500-1.000 meter persegi.
Halaman atau pelataran ini menjadi tempat masyarakat menampilkan pertunjukan tradisional khas Lamaholot, seperti tarian hedung, hamang, dolo-dolo, uah, tandak, dan pencak silat tradisional.
Rumah Adat Koke Bale ditempatkan di tengah desa karena merupakan cikal bakal lahirnya manusia pertama di desa itu dan dipercaya sebagai leluhur desa dan berkembang para keturunannya menyebar ke utara, selatan, timur, dan barat.
Baca Juga: Antisipasi Dampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki, BPBD Flotim Siapkan Logistik
Rumah Adat Koke Bale merupakan jiwa, pusat hidup, nyawa dari semua anggota masyarakat atau suku Lamaholot pada umumnya, khususnya di dalam Desa Ile Padung.
Untuk itu, ketika diadakan upacara adat di Rumah Adat Koke Bale, setiap penduduk atau warga dari desa Ile Padung, entah di mana pun mereka berada, turut berkontribusi.
Masing-masing dari mereka mengirim uang kepada anggota keluarga di desa Ile Padung, untuk dibelanjakan hewan kurban atau persembahan dan juga sirih pinang bagi leluhur.