STKIP Citra Bakti Ngada Lestarikan Tarian Tradisional 'Teke' Melalui Program Kampus Mengajar

- 2 Juli 2024, 21:07 WIB
Tampilan Tarian Tradisional Teke oleh Masyarakat/Istimewa
Tampilan Tarian Tradisional Teke oleh Masyarakat/Istimewa /

SuaraLamaholot - Dalam upaya melestarikan kembali tarian Etnis Bajawa yang mulai hilang, Mahasiswa STKIP Citra Bakti Ngada kembali menghidupkan tarian Tardisional “Teke” melalui program Kampus mengajar khusus bagi generasi muda.

Tarian teke adalah seni masyarakat tradisional etnis Bajawa yang melibatkan unsur tarian dan nyanyian saling bersahutan serta mengandung nilai sastra dengan gaya bahasa indah penuh dengan pengajaran filosofi kehidupan yang diturunkan oleh leluhur untuk hidup selaras dengan alam dan saling mengasihi sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tarian ini selalu disertakan dalam ritual adat masyarakat di Kabupaten Ngada.

Baca Juga: Kapolda NTT Minta Anggota Polri yang Naik Pangkat Jangan Sombong

Vinsensius Pala mahasiswa jurusan PGSD Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Citra Bakti Ngada menjelaskan bahwa pelestarian tarian tradisional Teke saat ini mulai dihidupkan kembali melalui program kampus mengajar agar tidak hilang dengan melibatkan anak usia sekolah untuk mencintai budaya sendiri dan melestarikannya sampai kapanpun agar tradisi leluhur yang banyak mengandung pengajaran moral dan etika tidak musnah termakan waktu dan perubahan zaman.

Baca Juga: Polres Kupang Raih Juara 1 Lomba Fashion Karnaval Meriahkan HUT Bhayangkara ke-78

“Pada awalnya, kami melakukan wawancara kepada ketua adat di kampung, menanyakan kira-kira adat apa yang sekarang mulai pudar dan tidak dikenali lagi oleh generasi muda maupun sebagian orang tua. Dan ternyata tarian tradisonal Teke. Untuk itu kami berinisiatif membuat dalam festival literasi dan budaya tentang tarian ini,”kata Vinsen.

Baca Juga: 631 Personel Polda NTT Naik Pangkat, 2 AKBP Jadi Kombespol

Tarian Teke biasanya banyak dijumpai saat upacara peresmian rumah adat sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan dalam pembuatan rumah adat yang diungkapkan dengan menari dalam bentuk lingkaran sambil bergandeng tangan, sembari melantunkan syair pujian dan rasa terima kasih kepada sang pencipta dan leluhur untuk segala berkat serta Rahmat yang diterima secara melimpah.***

Editor: Emanuel Bataona

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah