Baca Juga: KRI Escolar-871 Diambil Dari Nama Ikan Setan, Begini Filosofinya
Sementara Alfonsius Manua Bataona yang datang membawa 'Peledang'mengungkapkan bahwa keterlibatannya merupakan ungkapan syukur dan komitmen para nelayan.
Alfons menceritakan bahwa dahulu pada tahun 1944 sekitar 4 perahu (Peledang) mereka pernah terseret ikan paus buruan mereka hingga memasuki wilayah perairan Australia, selama terombang-ambing di lautan mereka akhirnya diselamatkan kapal yang dinahkodai oleh kapten kapal asal Larantuka.
Oleh karena itu, nelayan Lamalera meyakini berkat bantuan itu berasap dari Tuhan Meninu, atas peristiwa iman dan keselamatan itu para nelayan Lamalera mengikthiarkan diri untuk mengikuti 'Prosesi Laut' setiap tahun di Larantuka.
Ia pun berharap agar generasi Lamalera berikutnya tetap mempertahankan tradisi dan devosi kepada Tuhan Meninu dalam perayaan Semana Santa.
Baca Juga: Kawal Perayaan Semana Santa di Kota Larantuka, KRI Escolar Gelar Open Ship, Peziarah bisa Berswafoto
Untuk diketahui, perayaan iman itu dipenuhi lautan manusia berbusana hitam yang menaiki perahu-perahu nelayan dari Taman Doa Tuan Meninu berada persis di pinggir pantai.
Dalam prosesi laut, peti Yesus dijaga oleh seorang perempuan bergaris keturunan Rita dan beberapa pria bertugas mengayuh Berok dari titik kumpul awal menuju Pantai Kuce, Kelurahan Pohon Siri berjarak sekitar 4 kilo meter dari Taman Taman Doa Tuan Meninu.
Baca Juga: Ribuan Peziarah Khusyuk Dalam Doa dan Nyanyian Arak Patung Tuan Maninu di Laut Larantuka NTT