Suara Lamaholot.com - Maraknya penggunaan gawai pada anak yang memprihatinkan, mendapat perhatian dari Psikolog anak dan keluarga Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia (LPT UI) Irma Gustiana Andriani S.Psi, M.Psi.,Psi mengatakan bahwa anak yang condong sering atau kecanduan menggunakan gawai berisiko alami gangguan mental.
Baca Juga: Menakjubkan! Pakian Adat NTT, Dipakai Atlet Saat Defile Pembukaan Upacara Asean Games 2023
“Anak yang terlalu sering terpaku dengan gawai menurut penelitian itu berpotensi menyebabkan kecemasan, depresi tingkat awal, perasaan tidak berdaya, hingga gangguan mental narsistik,” jelas Irma pada lokakarya di Jakarta, Sabtu kemarin 24 September 2023.
Irma menyebut risiko gangguan mental tersebut bisa muncul jika mereka terus-menerus bermain dengan gawai tanpa diimbangi aktifitas fisik dan kurang bermain interaktif secara langsung.
Aktifitas pasif yang melibatkan anak terhubung dengan alat teknologi canggih, Irma menilai, bisa menyebabkan anak kurang terlibat dengan dunia luar, bahkan juga berisiko kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya.
Kini anak generasi Z dan Alpha memang sudah hidup di era kemajuan teknologi yang canggih, sehingga, orang tua juga tidak bisa semerta-merta memisahkan mereka dari itu.
Walaupun begitu, Irma menjelaskan bahwa teknologi sebetulnya memiliki banyak kebaikan dan manfaat bagi semua umat, termasuk anak-anak. Namun, penggunaan yang salah dan kurangnya pengawasan orang tua akan membuatnya menjadi buruk.
Baca Juga: Erdogan Geram Sidang PBB Diduga Tampilkan Simbol LGBT yang Dianggapnya Menyimpang
“Teknologi sebetulnya banyak sekali manfaatnya, namun bila orang tua tidak mengantisipasi, kemungkinan buruknya juga banyak,” terang dia.