Sekolah Lapang Kearifan Lokal, Upaya Menyelamatkan Pangan Lokal di 14 Pulau Terluar NTT

- 28 Juni 2024, 08:16 WIB
Kemendikbudristek buka Sekolah Lapang Kearifan Lokal, Upaya Menyelamatkan Pangan Lokal di 14 Pulau Terluar NTT
Kemendikbudristek buka Sekolah Lapang Kearifan Lokal, Upaya Menyelamatkan Pangan Lokal di 14 Pulau Terluar NTT /

SuaraLamaholot - Masyarakat adat yang tersebar di kepulauan secara turun-temurun telah menjadi penjaga budaya pangan yang beragam. 

Budaya pangan menyatu pengetahuan lokal yang terbentuk sebagai proses pembelajaran dan adaptasi dengan kondisi alam yang khas, baik di darat, pesisir maupun laut. 

Budaya pangan masyarakat adat bukan hanya sekadar warisan sistem produksi dan konsumsi, melainkan juga membentuk pandangan hidup serta sistem budaya yang diwariskan secara turun temurun. 

Baca Juga: Sambut HUT Bhayangkara ke-78, Koramil 03 Lewoleba dan Polres Lembata Tanam Mangrove

Karena itu Budaya Pangan terintegrasi dengan kepercayaan, adat istiadat, ritual bahkan menjadi ritus kehidupan masyarakat adat.

Hal ini disampaikan Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid melalui Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, saat bertemu puluhan fasilitator Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) dan Pandu Budaya di tiga Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 26 Juni 2024.

Baca Juga: Bertarung di Pilgub NTT, Simon Petrus Kamlasi Siap Melepas Promosi Bintang Satu

Hadi menjelaskan Indonesia dikenal memiliki keberagaman sumber pangan yang sangat tinggi. 

Data dari Badan Ketahanan Pangan menunjukan bahwa Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber minyak atau lemak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah- buahan, 228 jenis sayuran, serta 110 jenis rempah dan bumbu. Keberagaman sumber pangan yang tersebar di kepulauan ini melahirkan budaya pangan yang beragam.

Halaman:

Editor: Emanuel Bataona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah