Sekolah Lapang Kearifan Lokal, Upaya Menyelamatkan Pangan Lokal di 14 Pulau Terluar NTT

- 28 Juni 2024, 08:16 WIB
Kemendikbudristek buka Sekolah Lapang Kearifan Lokal, Upaya Menyelamatkan Pangan Lokal di 14 Pulau Terluar NTT
Kemendikbudristek buka Sekolah Lapang Kearifan Lokal, Upaya Menyelamatkan Pangan Lokal di 14 Pulau Terluar NTT /

Baca Juga: Peduli Lingkungan, Polres Alor Tanam 500 Anakan Pohon Jelang HUT Bhayangkara ke-78

Untuk itu, Sekolah Lapang Kearifan Lokal yang merupakan program Direktorat KMA, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek berusaha menyentuh daerah terpencil dan pulau terluar di Nusa Tenggara Timur.

“Untuk tahun 2024, Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) digelar di 14 (empat belas) pulau terluar dan pesisir di Kabupaten Sika, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. 

Baca Juga: Monitoring PPDB di SMKN 2 Kota Kupang, Ombudsman NTT Ingatkan Sekolah Tidak Menambah Rombel

Selain mendata 10 Objek Pemajuan Kebudayaan, SLKL yang melahirkan Pandu Budaya akan menjadi agen untuk kampanye kedaulatan pangan lokal,” ungkap Hadi.

Sementara itu, Yani Haryanto, Pamong Budaya Ahli Muda Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menjelaskan para Pandu Budaya yang mendapat pelatihan melalui Sekolah Lapang Kearifan Lokal tahun 2024 yang akan disebar di tiga Kabupaten dan 14 Pulau Kecil di Kabupaten Alor, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.

Baca Juga: Jelang HUT Bhayangkara ke-78, Polda NTT Gelar Aksi Sosial Donor Darah

“Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) tahun 2024 akan dilaksanakan di 3 Kabupaten 14 Pulau kecil. Para Pandu Budaya didampingi Fasilitator dikirim untuk kegiatan temu kenali SLKL dan Penggalian Obyek Pemajauan Kebudayaan Kebudayaan di Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Ternate, Pulau Buaya, Pulau Lapang, Pulau Kajodai, Pulau Parumaan, Pulau Pemana, Pulau Pangamana dan Pulau Babi serta beberapa pulau lain yang tersebar di tiga Kabupaten ini”, ungkap Yani.

Menurut Yani, membangun kedaulatan pangan mesti menjadi gerakan bersama dimulai dari kedaulatan pikiran karena pangan tidak hanya tentang konsumsi tetapi sebuah budaya. 

Baca Juga: Perkuat Sinergitas, Polda NTT Terima Kunjungan Uskup TNI Polri Ignatius Suharyo

Halaman:

Editor: Emanuel Bataona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah