Suara Lamaholot.com - Roman Nama, penyair asal Desa Karing Lamalouk, Adonara-Flores Timur menerbitkan anak sulungnya: 114 dalam kumpulan sajak yang diberi judul Jumlah yang Tak Seimbang.
Karya perdana ini menambah satu lagi barisan penyair asal Flores Timur, dan menjadi catatan sejarah bertambahnya penulis di Kabupaten Flores Timur tahun ini.
Untuk itu, Taman Baca Hutan Waibalun 46 Waibalun, di bawah pimpinan Karolus Banda Larantukan memandang perlu menghadirkan narasumber untuk memantik diskusi soal proses kreatif penulis.
Karolus menghadirkan dua pemantik diskusi yakni Silvester Petara Hurit (Sutradara Teater) dan Yurgo Purab (Jurnalis), Sabtu 24 Juni 2023 sore di Taman Baca Hutan 46 Waibalun. Kegiatan tersebut dipandu oleh Dosen IKTL, Charles Keban.
Dalam pemaparan materinya, Silvester Petara Hurit melihat karya dalam buku "Jumlah Yang Tak Seimbang" menyajikan kelugasan dan kejujuran penyair.
"Realitas ketakberdayaan termasuk kerangkeng normatif serta ideal-ideal yang tercapai akibat doktrinasi (agama dan budaya) yang telah turut membentuk konsep dirinya membuatnya terseok-seok antara sesak, sesal, penat dan luka," kata Silvester sambil menerangkan salah satu judul puisi Terlanjur kudalam Debu Karya Roman.
Selain itu, Silvester mengatakan, membaca 144 sajak dalam kumpulan tersebut seperti menyaksikan lesatan-lesatan penuh emosi. Yang dilihatnya bermanis-manis , tak memperdulikan nurani, tak berpegang pada ajaran, tak setia pada kesepakatan, mementingkan dirinya sendiri dan membalutnya dengan basa-basi, doa dan sikap tunduk, hormat dengan lugas disemprotnya.
Untuk itu, Silvester lebih jauh mengatakan, produktivitas dan intensitas karya Roman Nama justru lebih kuat di tiga tahun awal.