Akan Segera Selesai Dibangun Bendungan Terbesar di NTT, Ternyata Sudah Sampai Tahap Ini

- 28 November 2023, 22:03 WIB
Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerangkan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan selesai pada akhir tahun 2023.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerangkan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan selesai pada akhir tahun 2023. /Vox NTT/

SuaraLamaholot.com - Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerangkan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan selesai pada akhir tahun 2023.

"Secara teknik selesai pada akhir tahun ini. Karena saat ini progresnya sudah 96,16 persen," sebut Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan I BWS NT II Frengky Welkis di Kupang, Senin kemarin 27 November 2023.

Hal ini disampaikan sehubungan dengan perkembangan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang merupakan bendungan terbesar di NTT.

Baca Juga: Dua Kabupaten Kota di NTT Sudah Selesaikan Penyaluran Dana Desa TA 2023

Diketahui Bendungan Temef merupakan satu dari tujuh bendungan yang menjadi program Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan pasokan air bersih bagi masyarakat di NTT.

Bendungan Temef memiliki panjang puncak bendungan 535 meter dan tinggi 54 meter, sementara itu daya tampung bedungan mencapai 45 juta meter kubik air.

Bendungan itu dibangun di atas lahan seluas 489 hektare. Keberadaan bendungan itu sendiri nantinya mampu mengairi kawasan pertanian atau persawahan di daerah itu seluas 4.500 hektare.

Baca Juga: Data EF EPI 2023 Sebut Masyarakat Indonesia Minim Kemampuan Berbahasa Inggris, Mengapa?

Sementara untuk kebutuhan air baku memiliki kapasitas 131 liter per detik. Bendungan itu juga dibangun dan disiapkan menjadi kawasan pariwisata serta potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau Minihidro (PLTM) 2 x 1 megawatt.

Lebih lanjut jelas Frengky saat ini yang sedang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Nindya Karya yakni penyelesaian pekerjaan bangunan pelimpah, pekerjaan puncak bendungan.

Selain itu juga dilakukan penataan landscape dan arsitektural termasuk pekerjaan hidromekanikal untuk pengambilan serta pembersihan area genangan secara bertahap terutama pada lahan yang sudah dibebaskan.

Baca Juga: Bawaslu Imbau Saat Kampanye Wajib Dilengkapi STTP dari Kepolisian, Jika tidak Bawaslu berhak Bubarkan Kampanye

"Untuk kendala yang dihadapi saat ini tidak ada. Karena cuaca masih kondusif karena hujan juga belum terlalu mengganggu aktivitas pelaksanaan," ungkap dia.

Lebih lanjut, kata dia, secara keseluruhan untuk pekerjaan fisik diperkirakan bisa sesuai target, terkecuali yang berhubungan dengan lahan yang masih berproses untuk pengisian waduk nanti.

Apabila bendungan tersebut telah selesai dibangun, masih butuh waktu lagi untuk pengisian.

Baca Juga: Antropolog Universitas Andalas Prihatin dengan Ketidaksetaraan Akses pada Nelayan Tradisional Indonesia

"Hitungan lama waktunya diatur dalam proses pengisian dan pengamatan kondisi keamanan bendungan saat pengisian, sehingga dari simulasi kita membutuhkan waktu kurang lebih 60 hari sejak pengisian awal (termasuk waktu pemantauan keamanan) sudah melimpas," tambah dia.***

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah