SuaraLamaholot.com - Arab Saudi sudah memulai perjalanan ibadah spiritualnya dengan menjalankan ibadah puasa selama sebulan di bulan Ramadhan pada Senin hari ini, setelah penampakan bulan sabit baru resmi terlihat di Hawtat Sudair.
Berdasarkan pemantauan bulan tersebut dilakukan oleh para astronom dari Departemen Observatorium Astronomi Universitas Majmaah di Riyadh yang dipimpin oleh astronom terkemuka Saudi bernama Abdullah Al-Khudairi.
Penampakan bulan sabit tersebut kemudian menjadi penanda bahwa Ramadhan di Arab Saudi dimulai pada Senin 11 Maret yang sekaligus menandai dimulainya bulan suci bagi sebagian besar dari hampir 2 miliar umat Islam di seluruh dunia.
Baca Juga: Ahli Gizi Asal India Membagikan Tips Pola Makan Sehat di Bulan Ramadhan
Selain Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab juga telah mengonfirmasi bahwa Ramadhan akan dimulai pada Senin hari ini, sedangkan Oman, Pakistan, Indonesia, Australia, Malaysia, Brunei, dan Iran memulai puasa sehari kemudian.
Penentuan tanggal mulai Ramadhan sendiri bergantung pada perhitungan bulan dan penampakan fisik bulan baru, sebuah praktik yang berakar pada tradisi Islam.
“Perhitungan dan teknologi melengkapi proses penampakan. Saya katakan bahwa perhitungan astronomi dan pengamatan dengan mata telanjang, seperti mata manusia, keduanya saling membutuhkan,” ujar Al-Khudairi.
Ke depan, Universitas Majmaah berencana untuk meningkatkan fasilitas dan menambah tim untuk lebih menyederhanakan proses penampakan bulan sehingga bisa menjadi pusat untuk melihat penampakan bulan.
“Kami ingin membangun gedung besar di sini. Ini akan menjadi pusat Majmaah untuk melihat bulan,” kata Wakil Direktur Penelitian Pascasarjana dan Ilmiah Universitas Majmaah, Mohammed Al-Shehri.