SuaraLamaholot.com - Sekian tahun dibiarkan tak terurus bahu jalan penghubung antara kecamatan di jalur utara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, hampir putus. Bahkan sudah tak layak lagi untuk dilalui kendaraan roda empat karena rawan longsor. Terkait hal itu, Pemerintah Daerah Flores Timur bersama masyarakat Desa Ile Padung sudah menyurvei lokasi baru yang akan menjadi jalur baru, namun belum ada kepastian realisasinya.
Saat diwawancarai Senin siang tadi sekira pukul 11.28 WITA, Kepala Desa Ile Padung, Alfonsus Nabas Koten juga mengeluhkan penanganan jalur utara yang dinilainya kurang ditangani secara serius oleh pihak pemerintah daerah Flores Timur pada periode kepemimpinan yang lalu.
Padahal menurutnya jalur utara merupakan harapan roda perekonomian masyarakat, karena merupakan jalur penghubung baik ke kota Larantuka dan Kabupaten Sikka.
Baca Juga: Limited Edition! PT Piaggio Indonesia Rilis Vespa 946 Dragon dengan Desain Sangar Hewan Mitologi
"Jalan di jalur utara antara Desa Ile Padung dan Desa Lewobele ini sudah sekian tahun mengalami kerusakan, pada periode kepemimpinan yang lama sudah dibuat talud. Namun kelihatanya kurang serius, mestinya harus dikeruk terlebih dahulu, tapi ini langsung disusun saja diatas batu. Akibatnya sudah dua kali dibuatkan talud tetap tergerus dan hanya bertahan 1 tahun saja," ungkap Kades.
Lebih lanjut, Alfonsus mengatakan bahwa, keadaan jalan yang memprihatinkan dan rawan longsor itu sudah tidak bisa dilewati lagi oleh kendaraan roda empat. Terkait hal ini, Pemda Flores Timur beberapa minggu lalu telah melakukan survey untuk pembukaan jalur baru, dan masyarakat pun telah merelakan lahannya untuk dibangun jalan.
"Sekarang kita hanya tunggu komitmen dari pemerintah saja kapan realisasinya untuk jalur baru ini," sebutnya penuh harap.