SuaraLamaholot.com - Peringatan Jumat Agung di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yang berlangsung hari ini Jumat 29 Maret 2024 berlangsung dengan penuh syahdu.
Kali ini terpantau ramai, umat Katolik di Larantuka ataupun pulau sekitarnya tetap mengikuti upacara Persisan atau Prosesi Laut Anta Tuan Maninu dengan khusyuk diiringi doa dan nyanyian.
Saling bersahutan Doa rosaria di daraskan di tengah laut mengantar Patung Tuan Meninu.
Baca Juga: Puisi Kristina Laga Lela Edisi Jumat Agung, Sudah Selesai!!!
Pantauan Suara Lamaholot, Patung Tuhan Meninu dari Kapela Tuhan Meninu dibawa menuju armida (tempat persinggahan) Pohon Sirih di Pantai Kuce.
Terlihat kapal yang berisikan belasan biarawati mengiringi perahu pembawa Tuhan Meninu dengan doa-doa yang ditujukan kepada Tuhan umat Katolik.
Di belakang perahu pembawa Tuhan Meninu, ada nelayan Lamalera dan puluhan sampan yang ditumpangi dua atau tiga orang yang mengenakan kaus hitam, ikut mengiringi bak penjaga patung bayi Yesus yang bersemayam di perahu di depan mereka.
Sepanjang perjalanan laut biarawati melantunkan doa-doa kepada Bunda Maria, sebagai ibu dari Yesus.
Baca Juga: Panitia Semana Santa di Larantuka Siapkan Jalur Khusus dan Kursi Roda untuk Penyandang Disabilitas
Umat Katolik di Larantuka memang menjadikan sosok Mater Dolorosa sebagai panutan kehidupan.
Kisah ibu penuh kasih yang memberikan pengorbanan dan merelakan kepergian anaknya tercinta itu dielu-elukan para biarawati di sepanjang prosesi laut Tuan Meninu.
Umat Katolik yang berasal dari pulau-pulau di luar Larantuka berdatangan untuk mengikuti prosesi laut perarakan patung tuan Maninu dalam Jumat Agung Semana Santa tahun ini, Jumat, 29 Maret 2024.
Beberapa kapal besar yang biasa digunakan sebagai angkutan laut di pulau-pulau seberang Larantuka beberapa kali terlihat ingin mendahului kapal yang ditumpangi oleh biarawati.
Para petugas keamanan yang diterjunkan sering kali harus merapatkan perahu cepat ke arah kapal-kapal tersebut.
Ada larangan yang harus diingat oleh para peziarah yang menggunakan kapal ataupun sampan.
Sebuah mitos di Larantuka meyakini bahwa mendahului kapal pembawa biarawati ataupun perahu pembawa patung tuan Maninu akan mendapat celaka
Di dalam kapal-kapal itu sendiri, para peziarah terlihat khusyuk mendaraskan doa-doa yang dilantangkan lewat pengeras suara di kapal yang ditumpangi biarawati.
Baca Juga: Semana Santa di Larantuka, Ada Tradisi Muda Tuan, Cium Tuan Ma dan Tuan Ana
Panasnya matahari Larantuka Flores Timur tak menjadi alasan peziarah tetap berdiri di bagian depan kapal untuk mendengarkan lekat-lekat doa yang berkumandang di Selat Larantuka.
Para Confreria menunggu sampan pembawa patung tuan Maninu di Pante Kuce, Setelah prosesi laut berlangsung selama kurang lebih dua jam, arak-arakan mengantar Tuhan Meninu tiba di Armida Pohon Sirih di Pantai Kuce.
Para Confreria, atau yang sering disebut juga sebagai Laskar Maria, menyambut kedatangan perahu tersebut.
Di bawah payung hitam patung tuan Maninu diturunkan dari perahu.
Baca Juga: Sepenggal Harapan Doris Alexander Rihi: Larantuka Harus Jadi Titik Tuju Kunjungan Paus Fransiskus
Diiringi ribuan peziarah, Confreria kemudian mengantar Tuhan Meninu menuju Gereja Katedral Larantuka.