Apesnya, dirinya tak memiliki uang sepeser pun untuk ongkos transportasi.
Meski seonggok materi tak dimilikinya tapi tidak pada tekad dan niat untuk mengikuti tes jasmani.
Demi menggapai asa dan menunaikan pesan sang ibunda Yohanes Soisera bersikukuh untuk mengikuti tes walau harus berjalan kaki sejauh 21 kilometer
Sesampainya di lokasi tes sekira pukul 09.00 landasan sepatu butut yang kerap dipakainya untuk menghangatkan kakinya dari sengat panas aspal jalan dan duri-duri jahanam yang menempel pada bibir sepatunya itu pun sudah tak layak pakai. Sungguh pada bagian ini sengenggam pedih perih di atas medan kemiskinan seolah menjadi momok.
Melihat sepatu Yohanes Soisera sudah tak layak dipakai, Tim Panitia SPN Polda Papua atas dasar kasih dan sikap humanisme berinisiatif untuk memberikan sepatu kepada Yohanes Soisera agar dapat mengikuti tes jasmani hingga selesai.
Sesudah mengikuti tes Yohanes Soisera mengaku tujuannya untuk menjadi anggota polisi untuk membanggakan orang tua dan mengabdi kepada negara.