Suara Lamaholot.com - Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) menyebutkan bahwa ada 10 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi untuk pengembangan agroekologi bambu.
"Jadi total area berpotensi untuk pengembangan agroekologi di NTT itu luasnya mencapai 4.000 hektare," ungkapHead of Program YBLL Nurul Firmansyah saat berada di Kupang.
Diketahui Agroekologi merupakan bagian dari pertanian berkelanjutan yang menggambarkan hubungan alam, ilmu sosial, ekologi, masyarakat, ekonomi, dan lingkungan yang sehat.
Baca Juga: Polemik Blokade Laut Hitam, Ukraina dan Turki Mendesak Rusia untuk Lakukan Pembaharuan Perjanjian
Agroekologi diimplementasikan berdasarkan pada pengetahuan lokal dan pengalaman dalam pemenuhan kebutuhan pangan lokal.
Dirinya menerangkan bahwa ada 10 kabupaten yang berpotensi itu tersebar di pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Sumba dan pulau Timor.
Daerah terbanyak berasal dari Pulau Flores terdiri dari Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur, Nagekeo, Ende, Sikka, Ngada, dan Manggarai.
Baca Juga: Intelijen Militer Ukraina GUR, Klaim Drone Mereka Sukses Luluhlantahkan Pangkalan Militer Rusia
Sedangkan pulau Alor terdapat di Kabupaten Alor, Pulau Timor dikembangkan di Kabupaten Timor Tengah Utara, sedangkan di Pulau Sumba ada di Kabupaten Sumba Timur.
"Setiap kabupaten luas lahan untuk pengembangan agroekologi bambu mencapai 400 hektare," bebernya.