SuaraLamaholot.com - Sebuah opini oleh Hamid Nasrudin Anas lulusan Universitas Muhammadiyah Kupang, Program Studi Ilmu Hukum, merupakan aktivis Kupang yang konsen bicara dan berjuang untuk kepentingan rakyat.
Putra pertama Ayahanda Nasrudin Anas ini lahir di Desa Balauring, Kecamatan Omesuri, pada tahun 1996, aktivis yang kerap disapa Bung Anas ini menghabiskan rekam jejaknya dalam gerakan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Kupang.
Lewat kritikan keritikannya bersama kawan- kawan gerakan yang lain di Lembata beberapa tahun lalu, Anas sempat dilaporkan Mantan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur.
Sebagai aktivis yang lahir di Lembata Anas punya kepedulian dan keprihatinan berlebih terhadap Daerah dengan julukan sembur paus ini.
Geoekonomi Lembata
Kabupaten Lembata sebagai daerah yang letak geografisnya berada ditengah bentangan pulau Flores dan bersebelahan dengan kabupaten Alor, tentu menjadikan Lembata sebagai titik temu perekonomian.
Arus perekonomian dari Jawa hingga Sulawesi beroperasi hampir tiap hari melewati jalur kapal besi hingga kapal kayu ke Lembata.
Baca Juga: KPU Flores Timur Buka Seleksi Calon Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan
Sebagai kabupaten tujuan, Lembata memilik titik- titik destinasi wisata yang tersebar hampir dibeberapa kecamatan di Lembata.
Tantangan pertumbuhan ekonomi politik di Lembata masih terbilang didominasi oleh pemodal yang kapasistas jangkauan terhadap pasar komoditi, fakta bahwa pengelolaan infrastruktur oleh pemerintah hampir secara keseluruhan digarap oleh aktor-aktor pebisnis yang sama sejak dulu, ketersediaan sumber daya manusia dengan kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni dalam mengolah dan menjawab kebutuhan infrastruktur pemerintah terbilang tidak ada, kondisi ini memperkuat dominasi pemodal yang terus melebarkan kekuatan bisnis hingga ke pengusaha mikro.