Kemiskinan di Lembata
Salah satu permasalahan yang selalu relevan dan kekinian hampir di beberapa negara adalah masalah kemiskinan. Problem kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat multidimensional sehingga menjadi prioritas pembangunan.
Kalau dibongkar lebih jauh tentu banyak yang menjadi penyebab kemiskinan dari berbagai aspek seperti aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Kompleksnya masalah kemiskinan ini membuatnya terus menjadi masalah fenomenal sekaligus fundamental di belahan dunia, termasuk Indonesia didalamnya yang masih tertatih-tatih dengan status negara berkembang.
Baca Juga: KPU Flores Timur Buka Seleksi Calon Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan
Secara umum, kemiskinan merupakan suatu kondisi kehidupan serba kekurangan yang dialami seseorang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal hidupnya. Terjadinya kemiskinan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lain yaitu tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, kondisi geografis dan lainnya.
Lebih lanjut standar kehidupan atau kebutuhan minimal itu juga berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, tergantung fasilitas transportasi dan distribusi serta letak geografisnya.
Sekali lagi kemiskinan mutlak menjadi tolak ukur kesejahteraan, dengan rumus sederhana semakin berkurangnya penduduk miskin melambangkan meningkatnya kesejahteraan dan sebaliknya bertambahnya penduduk miskin menjadi warning bagi menurunnya kesejahteraan.
Hal ini dapat dipahami karena secara konseptual penduduk miskin merupakan penduduk dengan pendapatan rendah sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak.
Pendidikan di Lembata
Bagian pertama, Penduduk merupakan modal dasar pembangunan sebuah negara kendati sebagai pelaku utama sekaligus pengguna dari hasil - hasil pembangunan pemerintah.
Namun jumlah penduduk yang tidak seimbang, dalam arti komposisi penduduk yang didominasi umur muda dan distribusi penduduk antar wilayah tidak merata maka akan menjadi beban pembangunan.