Diterima Dalam Ritus Kago Mae Bajawa, Tetua Suku Nua Lima Zua Dukung Frans Aba Jadi Gubernur NTT

- 31 Juli 2023, 16:43 WIB
Di Kota Bajawa, Kelurahan Jawameze, Kabupaten Ngada, Frans Aba diterima sebagai anak dan keluarga dalam ritus adat 'Kago Mae'.  'Kago Mae' merupakan ungkapan syukur yang umumnya dibuat untuk seseorang yang selamat dari suatu kejadian dan agar tidak tertimpa hal-hal buruk atau jahat lainnya di kemudi
Di Kota Bajawa, Kelurahan Jawameze, Kabupaten Ngada, Frans Aba diterima sebagai anak dan keluarga dalam ritus adat 'Kago Mae'. 'Kago Mae' merupakan ungkapan syukur yang umumnya dibuat untuk seseorang yang selamat dari suatu kejadian dan agar tidak tertimpa hal-hal buruk atau jahat lainnya di kemudi /Sumber foto dokumen pribadi/

Penerimaan Frans Aba sebagai anak yang berlangsung di Rumah Gotong Royong Ngada, Jalan Wakomenge, Kompleks Puskesmas Kota, disaksikan sejumlah warga; para tetua adat setempat, ibu-ibu rumah tangga, kaum milenial dan para janda.

Bapak Nor Lobo, tetua suku lingkaran Nua Lima Zua (Tujuh Kampung) mengatakan, atasnama keluarga Nua Lima Zua mendoakan dan mendukung Frans Aba sebagai Gubernur NTT. Bahwa Frans Aba adalah anak yang baik, muda, energik, berpengalaman dan karismatik.

"Kami sekeluarga dan satu rumpun yang mewakili Ngada, siap menjadi lilin-lilin kecil yang mendoakan dan mendukung Pak Frans jadi Gubernur NTT. Apalagi yang kurang dari Pak Frans? Semua sudah dimiliki dan beliau pantas jadi pemimpin kami," ungkap Nor Lobo dua pekan kemarin.

Dikatakannya, mendengar dan menyimak pikiran-pikiran Frans Aba saat deklarasi dan sosialisasi di beberapa kampung, sudah saatnya Frans Aba memimpin NTT.

"Pikiran-pikiran yang Pak Frans sosialisasikan beberapa waktu terakhir, kami berpikir bahwa sudah saatnya Pak Frans jadi pemimpin kami. Jangan sampai NTT dipimpin oleh orang-orang yang sama saja. Beda nama tapi berbuat yang sama saja," kata Nor Lobo.

Tetua Nua Lima Zua ini mengatakan, melihat persoalan di Besipae misalnya menjadi bukti, banyak rakyat NTT yang masih menderita dan tidak sedikit yang menangis.

"Saya lihat Pak Frans punya aura, semangat, dan terutama gagasan yang berbeda tetapi tegas dan jelas. Tidak punya utang politik atau bukan boneka orang-orang tertentu. Pak Frans jangan seperti yang lain 'Mali nga mange nenga we'e, mali nga boo nenga gholo yang artinya kalau lapar mulai mendekat, tapi kalau sudah kenyang akan menghilang atau mundur perlahan," ungkapnya. 

Selain itu, Tokoh Masyarakat Baldus Keo mengungkapkan perasaannya. Dirinya dan keluarga sangat bahagia bisa bertemu Frans Aba calon Gubernur NTT.

"Kami bahagia bisa bertemu Pak Frans Aba. Beliau hadir langsung di rumah, bukan di ballroom hotel. Pak Frans hadir langsung sebagai pemimpin yang dekat sebagai keluarga semua masyarakat. Kami hadir ini tentu meninggalkan banyak tugas dan kesibukan. Itu semua demi Pak Frans Aba. Kami hadir berarti kami dukung," ungkap Baldus Keo.

Dalam suasana akrab itu, Frans Aba menceritakan pengalaman hidup dan kerjanya. Salah satunya, bagaimana dirinya sebagai tokoh penting yang mengadvokasi korban Human Trafficking Nirmala Bonat, sampai kepada keprihatinannya terhadap peraturan daerah yang mengabaikan keberadaan UMKM.

Halaman:

Editor: Vinsensius P. Huler


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah