Diterima Dalam Ritus Kago Mae Bajawa, Tetua Suku Nua Lima Zua Dukung Frans Aba Jadi Gubernur NTT

- 31 Juli 2023, 16:43 WIB
Di Kota Bajawa, Kelurahan Jawameze, Kabupaten Ngada, Frans Aba diterima sebagai anak dan keluarga dalam ritus adat 'Kago Mae'.  'Kago Mae' merupakan ungkapan syukur yang umumnya dibuat untuk seseorang yang selamat dari suatu kejadian dan agar tidak tertimpa hal-hal buruk atau jahat lainnya di kemudi
Di Kota Bajawa, Kelurahan Jawameze, Kabupaten Ngada, Frans Aba diterima sebagai anak dan keluarga dalam ritus adat 'Kago Mae'. 'Kago Mae' merupakan ungkapan syukur yang umumnya dibuat untuk seseorang yang selamat dari suatu kejadian dan agar tidak tertimpa hal-hal buruk atau jahat lainnya di kemudi /Sumber foto dokumen pribadi/

"Waktu masih di Malaysia, saya pernah terlibat serius dalam usaha pembelaan bagi Nirmala Bonat. Kalau waktu itu saya tidak terlibat dan membantu Paul Liyanto, bisa-bisa dia dideportasi dan Nirmala Bonat tidak bisa kita selamatkan. Tapi nama saya memang tidak terpublish karena status saya sebagai mahasiswa cukup rentan. Dulu saya hampir tiap hari ke bandara hanya untuk melihat situasi, jangan sampai ada TKI kita yang butuh bantuan," ungkap Frans Aba.

Terkait UMKM lokal, Frans dengan tegas menyatakan keprihatinannya terhadap kehadiran beberapa pusat pembelanjaan seperti minimarket kapital yang makin menjamur. 

"Kita harusnya menolak kehadiran minimarket seperti Indomaret atau Alfamart, dengan regulasi yang tepat dan jelas. Mereka ini kuasai bisnis mulai dari produksi, distribusi, sampai retail. Kalau makin banyak, ya mati usaha kios-kios masyarakat kita. Uang Kita dibawa keluar semua," jelas Frans Aba.

Selain itu, Frans Aba menyentil soal maksimalisasi potensi sektor pertanian terutama terkait produksi kopi yang berkualitas. Bahwa pemerintah daerah harus mendukung penuh, bukan hanya dari tahap awal di kebun, tetapi harusnya sampai juga kepada membangun branding atau merek.

"Jangan sampai ada pengusaha di pusat, misalnya yang buat kedai kopi atau menjual kopi kemasan dengan nama Bajawa, tapi bisa saja bukan kopi dari bajawa, pemiliknya juga bukan dari bajawa, pekerja dan keuntungannya juga bukan untuk orang Bajawa. Bahaya ini," Ungkap Frans tegas.

Sebelum menutup pertemuan itu, seorang Ibu rumah tangga, Mama Maria Adelheid Moi megatakan, kehadiran Frans Aba di Bajawa seperti doa yang terkabul.

Baca Juga: 42 Orang Tewas, Pakistan Mengutuk Keras Aksi Teror Bom Bunuh Diri Telah Lecehkan Nilai Demokrasi

Kami ini perempuan yang hanya bisa bekerja dan berdoa. Kehadiran Pak Frans seperti doa yang terkabul. Kami akan terus doa biar bapa tetap hadir, apalagi hadir sebagai Gubernur kami," ucap Mama Maria.***

Halaman:

Editor: Vinsensius P. Huler


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah