Dampak Fenomena El Nino, BMKG Sabu Raijua NTT Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Karhutla

- 7 Agustus 2023, 16:41 WIB
Foto ilustrasi dampak fenomena El Nino, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika  Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur menyerukan masyarakat untuk mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dampak dari kekeringan akibat fenomena El Nino
Foto ilustrasi dampak fenomena El Nino, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur menyerukan masyarakat untuk mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dampak dari kekeringan akibat fenomena El Nino /forestdigest/

Suara Lamaholot.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyerukan masyarakat untuk mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dampak dari kekeringan akibat fenomena El Nino di Indonesia.

"Kami mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati jika melakukan kegiatan pembakaran lahan baik dengan tujuan pembukaan lahan baru untuk berkebun ataupun berternak," terang Kepala Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Jumima Saleh Sidin saat dihubungi.

Diketahui BMKG juga telah mengeluarkan informasi peringatan karhutla di wilayah Sabu Raijua. Sesuai dengan penjelasan dari prakirawan Stasiun Meteorologi Tardamu Sabu Raijua, Lioba Seuk Soera, kondisi atmosfer saat musim kemarau ini memang akan cenderung meningkatkan potensi penyebaran kebakaran lahan di permukaan atas tanah.

Baca Juga: Menkominfo Optimis Genap 100 Tahun Indonesia Sudah Mandiri Digitalisasi Setara Kualitas Negara Internasional

Sejak bulan Mei 2023 lalu, Initial Spread Index (ISI) di wilayah Sabu Raijua selalu bernilai lebih besar dari 82 yang menunjukkan tingkat kemudahan penyebaran api di permukaan tanah berada pada kategori sangat tinggi.

Selain karena kondisi atmosfer yang mendukung saat musim kemarau disertai angin kencang, hal itu juga dipengaruhi jenis vegetasi di wilayah Sabu Raijua yang didominasi oleh sabana tropis kering berupa alang-alang, rumput, dan dedaunan kering yang menutupi lahan permukaan tanah dedaunan dan sifatnya sangat rentan terbakar.

Atas kondisi tersebut, Jumima Saleh Sidin mengingatkan masyarakat yang sedang dan akan melakukan kegiatan pembakaran lahan untuk menjaga dan memastikan kobaran api telah mati sebelum ditinggalkan agar sisa kobaran api tidak merambat atau meluas mencapai pemukiman warga.

Baca Juga: Selain Cantik dan Jago Main Film, Sang Artis Prily Berdarah Indo Timur Ini Ternyata Peduli Sampah lho

Ia juga menyebut frekuensi tertinggi angin kencang terjadi pada saat bulan Mei-Agustus di wilayah Sabu Raijua sehingga akan membuat kobaran api cepat meluas dan menghambat langkah mitigasi pemadaman kebakaran lahan dan bangunan.

"Dengan tindakan preventif berupa kesadaran dan tanggung jawab dari masyarakat dapat mencegah kerugian material dan imaterial akibat kebakaran hutan dan lahan yang akan terjadi," tutup Jumima Saleh Sidin.

Editor: Yustinus Boro Huko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah