Prov NTT Dibayangi Potensi Gagal Panen dan Kekeringan Akibat El Nino, Dinas Pertanian Imbau Hal Penting Ini

- 16 Januari 2024, 16:31 WIB
mulai menanam selama Januari hingga Februari 2024 mengingat krisis El Nino masih melanda seluruh wilayah NTT.
mulai menanam selama Januari hingga Februari 2024 mengingat krisis El Nino masih melanda seluruh wilayah NTT. /Foto ilustrasi/ pixabay/

SuaraLamaholot.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengimbau petani di provinsi yang terdiri dari banyak kepulauan ini, agar mulai menanam selama Januari hingga Februari 2024 mengingat krisis El Nino masih melanda seluruh wilayah NTT.

"Petani sudah harus mulai menanam dari sekarang sampai dengan Februari nanti, karena ada pergeseran musim tanam akibat El Nino," ujar Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lucky Koli di Kupang, Selasa 16 Januari 2024.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan dampak krisis EL Nino di NTT, dimana berujung pada curah hujan yang rendah yang berdampak pada jadwal tanam padi dan jagung milik para petani di NTT.

Baca Juga: Prediksi Shio Ayam Selasa 16 Januari 2024, Jangan Membuang Waktu!

Lucky juga mengatakan bahwa, jika berkaca dari tahun-tahun sebelumnya proses tanam di NTT sudah dimulai sejak Oktober hingga November. Namun di saat El Nino seperti sekarang ini terpaksa musim tanamnya alami pergeseran menjadi Januari hingga Februari.

Hal ini karena berdasarkan informasi dari BMKG musim hujan sudah mulai merata di beberapa wilayah di provinsi tersebut.

"Jadi memang kita alami kemunduran proses tanam karena El Nino ini, tetapi kami sudah imbau para petani untuk mengantisipasinya," tambah dia.

Baca Juga: Lahan Petani Desa Klatanlo Dibanjiri Lahar Dingin Gunung Lewotobi di Flores Timur, Kades Pastikan Gagal Panen

Ia pun mengimbau untuk para petani yang berada di area irigasi seperti di dekat kawasan bendungan dan beberapa kawasan irigasi lainnya secara umum tidak terdampak.

Namun yang terdampak adalah petani yang area persawahan atau area pertaniannya berharap dari hujan. Seperti sawah tadah hujan dan area perkebunan lainnya yang butuh banyak air.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah