Para petugas keamanan yang diterjunkan sering kali harus merapatkan perahu cepat ke arah kapal-kapal tersebut.
Ada larangan yang harus diingat oleh para peziarah yang menggunakan kapal ataupun sampan.
Sebuah mitos di Larantuka meyakini bahwa mendahului kapal pembawa biarawati ataupun perahu pembawa patung tuan Maninu akan mendapat celaka
Di dalam kapal-kapal itu sendiri, para peziarah terlihat khusyuk mendaraskan doa-doa yang dilantangkan lewat pengeras suara di kapal yang ditumpangi biarawati.
Baca Juga: Semana Santa di Larantuka, Ada Tradisi Muda Tuan, Cium Tuan Ma dan Tuan Ana
Panasnya matahari Larantuka Flores Timur tak menjadi alasan peziarah tetap berdiri di bagian depan kapal untuk mendengarkan lekat-lekat doa yang berkumandang di Selat Larantuka.
Para Confreria menunggu sampan pembawa patung tuan Maninu di Pante Kuce, Setelah prosesi laut berlangsung selama kurang lebih dua jam, arak-arakan mengantar Tuhan Meninu tiba di Armida Pohon Sirih di Pantai Kuce.
Para Confreria, atau yang sering disebut juga sebagai Laskar Maria, menyambut kedatangan perahu tersebut.