Direktur WVI Prioritaskan Penurunan Stunting di 4 Provinsi, Salah Satunya Provinsi NTT

17 November 2023, 17:32 WIB
Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia (WVI) Angelina Theodora menyampaikan pihaknya tengah memprioritaskan penurunan prevalensi stunting di empat provinsi pada 2023. /Kementerian Kesehatan ( Foto Ilustrasi)/

SuaraLamaholot.com - Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia (WVI) Angelina Theodora menyampaikan pihaknya tengah memprioritaskan penurunan prevalensi stunting di empat provinsi pada 2023.

“Keempat provinsi ini adalah Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat,” sebutnya di Jakarta, Jumat 17 Nobember 2023.

Ia juga memaparkan bahwa WVI menjadi mitra pelaksana dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk penurunan stunting di wilayah khusus tersebut.

Baca Juga: Prajurit TNI-AU yang Gugur Akibat Insiden Jatuhnya Pesawat Super Tucano Mendapat Penghargaan Kenaikan Pangkat

Terpilihnya empat lokasi itu, menurutnya, karena prevalensi angka stunting di sejumlah provinsi itu menjadi yang tertinggi di setiap pulau pada 2022.

Karena berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri pada 2022 menunjukkan prevalensi angka stunting di Nusa Tenggara Timur mencapai 22,4 persen atau tertinggi di Kepulauan Nusa Tenggara atau Sunda Kecil.

Provinsi Kalimantan Barat dengan prevalensi angka stunting 16,3 persen menjadi yang tertinggi di Pulau Kalimantan, sedangkan di Pulau Jawa terdapat Provinsi Jawa Timur 9,5 persen dan Banten 6,8 persen.

Baca Juga: Empat Prajurit Gugur Akibat Insiden Jatuhnya Pesawat Super Tucano, TNI-AU Segera Lakukan Penyelidikan

“Jadi angka laporan dari pemerintah ini adalah empat wilayah yang kesenjangan dan status gizinya masih perlu perbaikan,” ucapnya.

Penanganan stunting di empat wilayah prioritas, masuk dalam Program Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia (PASTI) yang sudah mulai berjalan pada awal tahun 2023 hingga empat tahun ke depan.

Percepatan penurunan stunting melalui Program PASTI, tambahnya, dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan gizi bagi keluarga berisiko dengan upaya pemberdayaan masyarakat, meningkatkan praktik gizi di kalangan remaja dan pasangan calon pengantin, serta memperkuat kapasitas kelembagaan dan tata kelola kolaboratif di antara para pemangku kepentingan dalam implementasi konvergensi.

Baca Juga: Minuman Khas IndonesiaJamu Segera Ditetapkan UNESCO Sebagai Warisan Tak Benda dan Akan Disusul Kain Tenun

“Kami berharap ini nanti akan berhasil dan mampu menekan angka stunting secara signifikan, hingga kemudian ke depannya bisa diimplementasikan juga di wilayah lain,”ucapnya.

Pada tahun 2022, prevalensi stunting nasional di angka 21,6 persen dan ditargetkan turun menjadi 17,8 persen pada akhir 2023, sehingga bisa menuju 14 persen pada 2024.

Untuk mencapai target itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada Kamis kemarin menerangkan bahwa usulan tambahan lima provinsi prioritas penanggulangan stunting, yakni Papua, Papua Barat, Sumatra Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan, sehingga menjadi 17 provinsi.

Baca Juga: BKKBN Sebut Indonesia Capai Kemajuan Besar Lewat Kampung Keluarga Berkualitas

Sebelumnya, daerah prioritas yang ditetapkan berjumlah 12 provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara, dan Banten.***

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler