BMKG Tegaskan Indonesia Tak Alami Gelombang Panas, Tapi Cuaca Panas Sepekan Kedepan

- 4 Mei 2024, 09:20 WIB
Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas di Sebagian Wilayah Indonesia Sepekan ke Depan
Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas di Sebagian Wilayah Indonesia Sepekan ke Depan /

Suara Lamaholot - Suhu panas yang terjadi di Indonesia seringkali dikaitkan dengan gelombang panas (Heatwave), bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri sudah mencatat adanya peningkatan lima derajat di atas suhu rata-rata per hari Kamis 2 Mei 2024 kemarin.

Gelombang panas menjadi perhatian masyarakat dunia akhir-akhir ini. Di antarnya, heatwave terjadi di beberapa negara Asia Tenggara dan beberapa negara lainnya seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Bangladesh, dan India.

Mencermati kejadian fenomena gelombang panas yang terjadi di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir, Guswanto menambahkan bahwa fenomena gelombang panas tersebut tidak terkait dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. 

Baca Juga: Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas di Sebagian Wilayah Indonesia Sepekan ke Depan

Hal ini karena fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan merupakan fenomena yang bersiklus terjadi setiap tahun sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari.

Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan bahwa istilah gelombang panas menurut World Meteorological Organization (WMO) merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut, dengan suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih. 

Baca Juga: 27 Tokoh Adat Kletek dan Suai Dukung Louise Lucky Taolin & Eduardus Bere Atok di Pilkada Malaka 2024

Fenomena gelombang panas ini umumnya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa, Amerika, dan sebagian wilayah Asia.

 Secara meteorologis, hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah dekat permukaan akibat anomali dinamika atmosfer, sehingga aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, misalnya pada sistem tekanan tinggi skala luas dalam periode cukup lama. Kondisi atmosfer tersebut sulit terjadi di wilayah Indonesia yang berada di wilayah ekuator.

Halaman:

Editor: Emanuel Bataona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah