Simak Filosofi Ketupat Lebaran, Punya Makna Mengaku Salah dan Saling Memaafkan

- 9 April 2024, 12:23 WIB
Filosofi ketupat lebaran, Mengaku Salah dan Saling Memaafkan
Filosofi ketupat lebaran, Mengaku Salah dan Saling Memaafkan /

SuaraLamaholot - Bagi masyarakat Muslim di Indonesia, momen lebaran atau Idul Fitri tidak bisa dilepaskan dari makanan khas bernama ketupat. 

Makanan yang berasal dari beras yang dibungkus dengan anyaman janur kuning ini biasa disajikan dengan berbagai menu, terutama dengan opor ayam.

 Tidak hanya sebatas makanan khas, ketupat juga melahirkan sejumlah tradisi di antaranya lebaran ketupat. 

Baca Juga: Sejarah dan Makna Ketupat Lebaran yang Jadi Tradisi Idul Fitri di Indonesia

Momen yang kerap disebut sebagai “lebaran kecil” ini dilaksanakan sepekan setelah perayaan Idul Fitri.

 Menurut Sejarawan Agus Sunyoto (2016), lebaran ketupat tradisi asli Indonesia. Itu sebetulnya diambil dari satu hadits, “man shoma ramadhana tsumma atba‘ahu syi’ta minsyawwalin fakaana shama kasiyaamidahron” (Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seperti telah berpuasa selama setahun penuh). 

Baca Juga: 5 Tradisi Khas Lebaran di Indonesia yang Selalu Dirindukan, Apa Ada Ditempatmu?

Orang yang berpuasa seperti itu disebut kaffah atau kafatan, artinya sempurna. 

Orang Indonesia menyebutnya kupat (ketupat) atau kupatan. 

Halaman:

Editor: Emanuel Bataona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah