Mari Kita Mengenal Makna Dibalik Kapela dan Tori di Larantuka NTT, Satu-Satunya Kerajaan Katolik di Indonesia

- 31 Oktober 2023, 13:09 WIB
Foto Kapela Tuan Ma, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Foto Kapela Tuan Ma, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur /Ama Boro Huko /

Hal yang sama berlaku juga untuk Patung Tuan Ana. Patung ini dipandang sebagai milik penguasa di desa Lewonamang dan dibangun sebuah tempat di atas bekas koke-Bale untuk menyimpannya.

Dengan demikian kedua tempat itu disebut Kapela. Barang-barang kudus yang dipandang sebagai milik suku yang disimpan di rumah kepala suku, untuk kemudian dibangun sebuah tempat untuk menyimpannya, tempat itu disebut Tori.

Baca Juga: Puisi Karya Yohanes Hayon : Budaya Itu Jin Lamaholot

Tetapi dalam perkembangan kemudian, semua itu dipandang sebagai milik umat dengan anak turunan penguasa atau kepala kampung masih dipandang sebagai pewaris tradisi masa lampau.

KAPELA

1. Kapela Tuan Ma

Dalam kaitan dengan Semana Santa, Kapela Tuan Ma yang terletak di Pante Kebis ini menjadi pusat perhatian. Di sini terdapat Patung Tuan Ma (Mater Dolorosa). Patung ini telah dijadikan pusat ziarah dan akan diarakkan dalam prosesi Jumad Agung. Selain itu di tempat ini juga terdapat patung Reinha Rosari, pelindung kota dan Keuskupan Larantuka dan banyak lagi patung dan barang-barang peninggalan Portugis lainnya.

2. Kapela Tuan Ana

Kapela ini terletak di desa Lohayong (Lewonamang di tempo doeloe). Di Kapela ini tersimpan sebuah peti jenasah yang berisi Corpus (Tubuh/Jenasah) Yesus. Di samping itu ada pula patung- patung lainnya, alat-alat yang berkaitan dengan peristiwa sengsara dan wafat Yesus. Peti jenasah yang berisi Corpus dan perlengkapan-perlengkapan kedukaan itu akan di bawa serta dalam prosesi Jumad Agung. Di sini juga letak perbedaan antara barang-barang kudus di kedua Kapela ini dengan yang ada di Tori-tori. Barang-barang yang ada di Tori tidak pernah disertakan dalam prosesi kecuali ditempatkan di Armida-armida.

TORI

1. Tori Mulawato

Di Pante Besar

Salib dan patung dibawa oleh Kepala Suku Mulowato. Ketika P. Agustinho da Magdalena, OP, pastor stasi Mulowato ditangkap oleh orang Lamakera thn 1618. Kapela Suku Mulowato mengungsi dari Bama ke Larantuka dan diberi tempat tinggal di Jawa Riang Pante Besar sekarang.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: KOMKAT Keuskupan Larantuka


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah