Mari Kita Mengenal Makna Dibalik Kapela dan Tori di Larantuka NTT, Satu-Satunya Kerajaan Katolik di Indonesia

- 31 Oktober 2023, 13:09 WIB
Foto Kapela Tuan Ma, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Foto Kapela Tuan Ma, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur /Ama Boro Huko /

SuaraLamaholot.com - Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa di Indonesia tepatnya ujung timur pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, ada sebuah Kerajaan Katolik satu-satunya bahkan dikenal dunia sebagai Roma kedua umat Katolik, yaitu Kota Larantuka.

Ibu Kota Kabupaten Flores Timur ini memang sangat kental akan perpaduan antara budaya asli setempat yakni Suku Lamaholot dan bangsa portugis yang masuk membawa ajaran Agama Katolik, perpaduan itu menjadikannya sangat sakral, unik dan meninggalkan jejak sejarah rohani dari bangsa Portugis yang dijaga sampai saat ini.

Seperti Kapela dan Tori, untuk mengetahui lebih jauh berikut ini artikel yang dikutip dari buku 'Hari Bae di Nagi Tanah' (Pekan Suci di Larantuka) penulis buku Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr Drs. Bernardus Tuhan.

Baca Juga: Ballon d Or Kedelapan Lionel Messi Didedikasikan untuk Mendiang Diego Maradona

KAPELA dan TORI

Sepintas kita dapat mengatakan bahwa hampir semua kampung atau desa di Larantuka memiliki Kapela sebagai tempat ibadat atau pusat kegiatan kerohanian.

Foto Prosesi laut, ritus ini berlangsung saat hari Paskah dan hanya ada di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Foto Prosesi laut, ritus ini berlangsung saat hari Paskah dan hanya ada di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

Namun seturut tradisi, sebenarnya di Larantuka hanya terdapat 2 Kapela yakni: Kapela Tuan Ma di Pante Kebis dan Kapela Tuan Ana di Lohayong, sedangkan Tori ada sekitar 12 buah yakni Tori Mulowato, Waibalun, Lamakelen, Aikoli, Lewai, Mesti di Kampu, Balela, Sau. Lokea, Gege, Kampung Tengah, Rai Jua.

Adapun perbedaan Kapela dan Tori di masa lampau, yakni berkaitan dengan status kepemilikan barang-barang kudus dan tempat mendirikan rumah untuk menyimpannya.

Baca Juga: Renungan Katolik Selasa 31 Oktober 2023, Duduk di Kaki Yesus

Berdasarkan tutur lisan dikisahkan bahwa Patung Tuan Ma ditemukan oleh penguasa di desa Sina Geli Riantukan dan dibangun sebuah rumah di atas tempat yang sebelumnya dijadikan Koke Bale.

Hal yang sama berlaku juga untuk Patung Tuan Ana. Patung ini dipandang sebagai milik penguasa di desa Lewonamang dan dibangun sebuah tempat di atas bekas koke-Bale untuk menyimpannya.

Dengan demikian kedua tempat itu disebut Kapela. Barang-barang kudus yang dipandang sebagai milik suku yang disimpan di rumah kepala suku, untuk kemudian dibangun sebuah tempat untuk menyimpannya, tempat itu disebut Tori.

Baca Juga: Puisi Karya Yohanes Hayon : Budaya Itu Jin Lamaholot

Tetapi dalam perkembangan kemudian, semua itu dipandang sebagai milik umat dengan anak turunan penguasa atau kepala kampung masih dipandang sebagai pewaris tradisi masa lampau.

KAPELA

1. Kapela Tuan Ma

Dalam kaitan dengan Semana Santa, Kapela Tuan Ma yang terletak di Pante Kebis ini menjadi pusat perhatian. Di sini terdapat Patung Tuan Ma (Mater Dolorosa). Patung ini telah dijadikan pusat ziarah dan akan diarakkan dalam prosesi Jumad Agung. Selain itu di tempat ini juga terdapat patung Reinha Rosari, pelindung kota dan Keuskupan Larantuka dan banyak lagi patung dan barang-barang peninggalan Portugis lainnya.

2. Kapela Tuan Ana

Kapela ini terletak di desa Lohayong (Lewonamang di tempo doeloe). Di Kapela ini tersimpan sebuah peti jenasah yang berisi Corpus (Tubuh/Jenasah) Yesus. Di samping itu ada pula patung- patung lainnya, alat-alat yang berkaitan dengan peristiwa sengsara dan wafat Yesus. Peti jenasah yang berisi Corpus dan perlengkapan-perlengkapan kedukaan itu akan di bawa serta dalam prosesi Jumad Agung. Di sini juga letak perbedaan antara barang-barang kudus di kedua Kapela ini dengan yang ada di Tori-tori. Barang-barang yang ada di Tori tidak pernah disertakan dalam prosesi kecuali ditempatkan di Armida-armida.

TORI

1. Tori Mulawato

Di Pante Besar

Salib dan patung dibawa oleh Kepala Suku Mulowato. Ketika P. Agustinho da Magdalena, OP, pastor stasi Mulowato ditangkap oleh orang Lamakera thn 1618. Kapela Suku Mulowato mengungsi dari Bama ke Larantuka dan diberi tempat tinggal di Jawa Riang Pante Besar sekarang.

Nama Tori: Misericordiae milik Suku Mulowato, da Silva.

2. Tori Waibalun

Waibalun adalah sebuah perkampungan yang berasal dari turunan lle Jadi, Kudi Lelen Bala, Putra sulung dari Pati Golo Arakian dan Watowele. Sejak dulu Waibalun menganut pemerintahan adat Koten-kelen-Hurint-Maran. Kepada Suku Maran diserahkan sebuah salib, selain dari itu Patung Santu Antonius dari Padua, merupakan milik suku Lamalera.

Nama Tori: St. Antonius.


3. Tori Lamakleden

Di Lewolere.

Milik suku Lamakleden


4. Tori Aikoli di Larantuka

Nama Tori: Tuan Trewa

Milik Suku: Fernandez Aikoli


5. Tori Lewai

Nama Tori: Tori Lewai

Milik Suku Lewai.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius Hari Selasa 31 Oktober 2023, Hal-Hal Tertentu Tidak Dapat Diubah, Jadi Biarkan Saja!


6. Tori Mesti di Kampu

Milik Suku Riberu, da Gomez.


7. Tori Balela

Di Balela. Balela sebuah perkampungan berasal dari turunan lle Jadi, Laha Lapan, Putra ke tiga dari Pati Golo Arakian dan Watowele. Kepada suku Maran diserahkan sebuah salib dan kepada suku Lamuri diserahkan patung St. Philipus.

Nama Tori: Balela


8. Tori Sau

Di Pohon Sirih.

Ketika Belanda menduduki Pulau Sawu tahun 1665 maka orang Katolik di sana merasa terdesak dan meninggalkan kampung halamannya. Setelah tiba di Larantuka, oleh raja diberi tempat tinggal di Pohon Sirih sekarang, dan sebagian lainnya di Kota Sau. Patung-patung di Pohon Sirih saja.

Nama Tori: St. Antonius dari Padua

Milik Suku Sau.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Hari Selasa 31 Oktober 2023, Beri Diri Anda Cinta dan Rasa Hormat yang Pantas Anda Dapat!

 

9. Tori Lokea

Di Riang Nyiur

Lokea adalah sebuah perkampungan di sekitar lingkungan keluarga raja. Pada tahun 1770, Kepala Suku Kea berpindah dari Lokea dan membuat perkampungan di samping kampung Lebao yang disebut Riang Nyiur (Tapo One) dengan membawa sebuah salib bercorpus dari gading, sebuah patung Madona dan 2 buah salin pecando.

Nama Tori: Tori Lokea (juga disebut St. Antoni) Milik Suku Kean, Diaz


10. Tori Gege

Di Gege.

Tahun 1668, pastor yang melayani umat di Guegi (Gege) P. Juan de Rosari OP, diusir oleh orang Gege. Patung-patung dan salib dibiarkan begitu saja, tidak dihiraukan. Setelah Raja Andreas DVG II memilih tempat tinggal di Gege (+ 1860) diketemukan patung-patung tersebut, dipelihara baik dan berada sampai sekarang.

Nama Tori: Nozsa Senhora da Lajari (Rosari).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn Hari Selasa 31 Oktober 2023, Bertanggung Jawablah Terhadap Apa Pun Takdir Anda!


11. Tori Kampung Tengah

Sebuah perkampungan di pesisir pantai, terdiri dari pendatang-pendatang Jawa. Tahun 1636, imam-imam Portugis dan orang-orang Katolik di Solor mengungsi ke Larantuka karena penyerangan hebat atas benteng Lohayong.

Ada beberapa orang yang membawa patung-patung terdampar di Kampung Tengah. Kemudian diketemukan lagi patung St. Yohanes.

Nama Tori: Tori San Juan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Hari Selasa 31 Oktober 2023, Selesaikan Masalah dan Kesulitan untuk Selamatkan Diri Anda


12. Tori Raijua

Di Kota Rewido.

Raijua adalah sebuah pulau kecil di sebelah barat Pulau Sawu. (ceritanya sama dengan Tori Sau). Tiba di Larantuka, oleh raja diberi tempat tinggal di kota Rewido sekarang, dalam kota Raja, kata Raijua lama-lama menjadi Rewido.

Nama Tori: Menino Yesus.***

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: KOMKAT Keuskupan Larantuka


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah