Engkau tumbuh ibarat tunas puisiku meski tertatih
Kau tahu?
Tak ada yang setabah itu selain mama dan dirimu
Tentang kemarin yang sepekat kopi
Serdadu-serdadu jahanam itu bersiap melumuri ragaku dengan umpatan, sedang engkau berbaring di sana sembari menukar air matamu dengan binar