Network
Baca Juga: Dalam Enam Jam, Gunung Ile Lewotolok di Lembata Erupsi Dua Kali
Salah seorang anggota kelompok tani Hijau Lestari, Mel yang didampingi ketua kelompok dan sejumlah anggota lainnya di Desa Naunu pada selasa, 09 april 2024, mencontohkan di Desa Naunu misalnya, terdapat 9 Kelompok Tani dengan jumlah anggota bervariasi mulai dari 15 orang anggota hingga 45 orang anggota pada musim tanam tahun ini (2024 red) terjadi pengurangan pupuk hingga 90 persen.
“Di Desa Naunu itu ada sembilan Kelompok Tani, pada tahun 2024 ini di kelompok tani Hijau Lestari ini ada 15 anggota tetapi yang dapat pupuk subsidi hanya 8 orang, sementara sejak kelompok ini dibentuk beberapa tahun silam, semuanya mendapat pupuk subsidi dua jenis, masa tahun ini kurang dari 50 persen," kata Mel.
Baca Juga: Renovasi Rumah? Berikut 5 Inspirasi Desain Mezzanine Kamar 3x4, Mudah Diterapkan
Menurutnya, selain kelompoknya juga terdapat kelompok lain yang mengalami nasib yang lebih tragis yakni, dari jumlah anggota kelompok 45 orang yang mendapat jatah pupuk bersubsidi hanya 6 orang anggota. Selain itu ada juga kelompok tani di Desa Silu, dari 22 orang anggota kelompok, yang mendapat jatah pupuk subsidi hanya 2 orang anggota.
"Tidak ada hati lagi untuk petani, masa 45 orang pemerintah hanya alokasi 6 orang, mau dibagi buat apa ini pupuk," lanjut Mel.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 9 Desain Interior Rumah Terpopuler Tampilan Fresh Sesuai Selera
Mereka menduga ada permainan data yang dilakukan oleh PPL yang bertugas di wilayah mereka. Untuk membongkar adanya dugaan permainan data oleh PPL maka, mereka juga meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH) dapat menindaklanjuti keluhan petani ini.
Terkait dugaan permainan PPL ini, salah seorang PPL Ledisoih yang bertugas di 3 Kecamatan ini, saat dikonfirmasi melalui saluran telepon mengatakan, dirinya telah mengirim data perolehan pupuk bersubsidi sudah sesuai dengan data tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kapolres Lembata Vivick Tjangkung Pantau Pasokan Listrik PLN Lewoleba
