Konflik Iran - Israel Berdampak pada Nilai Tukar Rupiah, Begini Penjelasannya

- 20 April 2024, 15:29 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang akhir pekan merosot akibat memanasnya konflik Iran dan Israel yang menyebabkan para pedagang beralih ke aset safe haven seperti dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang akhir pekan merosot akibat memanasnya konflik Iran dan Israel yang menyebabkan para pedagang beralih ke aset safe haven seperti dolar AS. /Antara News /

¹ SuaraLamaholot.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang akhir pekan merosot akibat memanasnya konflik Iran dan Israel yang menyebabkan para pedagang beralih ke aset safe haven seperti dolar AS.

Baca Juga: Temukan 8 Manfaat Mangga untuk Kesehatan yang Perlu Diketahui
 
"Pedagang mengalihkan pandangan terhadap aset safe haven mata uang yaitu dolar AS," kata analis Finex Brahmantya Himawan, di Jakarta, Jumat 19 April 2024.

Diketahui pada akhir perdagangan Jumat, kurs rupiah ditutup meningkat 81 poin atau 0,50 persen menjadi Rp16.260 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.179 per dolar AS.

Baca Juga: Info Terkini Aktivitas Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Pos PGA Sebut Ada 9 Kali Letusan di Puncak Kawah

Brahmantya menyampaikan saat ini tren penguatan dolar AS masih terlihat, sehingga rupiah berpotensi akan terdepresiasi lebih lanjut.

Selain konflik geopolitik, ia mengatakan pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga kebijakan AS yang berpotensi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Hal itu dikarenakan target inflasi AS masih jauh dari target Bank Sentral AS atau The Fed yang sebesar 2 persen sementara data ekonomi AS masih cukup solid.

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur NTT Masih Fluktuaktif, Status Masih Waspada8

Beberapa rilisan angka fundamental penting AS yang mendukung kekokohan dolar AS, di antaranya berupa angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 secara bulanan naik menjadi 0,4 persen dari perkiraan 0,3 persen, sedangkan angka IHK periode tahunan juga meningkat menjadi 3,5 persen dari periode sebelumnya yang hanya 3,2 persen. Ketua The Fed Jerome Powel masih menanti isyarat dan angka inflasi mengarah ke 2 persen.

Berdasarkan angka penjualan ritel AS yang naik menjadi 0,7 persen jauh di atas perkiraan hanya 0,4 persen, serta klaim pengangguran yang cenderung berkurang, mengukuhkan penguatan dolar AS terhadap rupiah.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x