Network
SuaraLamaholot.com - Pakar psikologi dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Weni Endahing Warni menyampaikan kekeliruan orang tua dalam menentukan pola asuh pada anak bisa menyebabkan trauma atau bahkan memunculkan karakter negatif yang tak diinginkan.
"Orang tua mengasuh dengan berbeda karakter tentunya akan muncul coba-coba, ini disebut trial error, boleh trial tapi tak boleh error, jangan sampe coba-coba. Hal ini akan menjadi trauma bagi anak-anak, bahkan tak hanya trauma, karakter yang tak diharapkan juga akan muncul," katanya dalam acara Kelas Orang Tua Hebat Seri 10 disiarkan daring di Jakarta, Kamis 19 Oktober 2023.
Weni mengatakan seseorang dikatakan menjadi orang tua, sesaat setelah anak dari orang tersebut lahir, sehingga usia 0-6 tahun merupakan usia keemasan bagi anak.
Baca Juga: Berikut Ini Delapan Fungsi Keluarga Menurut Pakar Psikologi Indonesia
Ia menilai bahwa dengan mengetahui dan menentukan pola asuh bersama pasangan dalam fase tersebut dinilai penting agar dapat membentuk karakter positif sang anak di kemudian hari.
Dia juga menyebutkan ada lima faktor yang memengaruhi perkembangan karakter anak, antara lain bawaan atau keturunan genetik, lingkungan (termasuk tempat tinggal), pola asuh orang tua, stimulasi, serta kecukupan gizi dan pola makan.
Menurutnya menjadi orang tua sama saja harus terus belajar seumur hidup karena pendidikan khusus untuk menjadi orang tua tak dimuat dalam pendidikan formal.
Baca Juga: Beri Kejutaan, Taylor Swift Rilis Lagu dengan Beberapa Versi, Salah Satunya Musik Remix
Oleh sebab itu, cara menyiasati hal tersebut dengan belajar dari pengalaman orang lain. "Para orang tua bisa belajar pola asuh dari orang tua sebelumnya atau melalui teman," ujar Weni.
Baca Juga: Momentum Hari Tulang dan Sendi Sedunia, Begini Harapan Kemenkes RI ke Masyarakat
