World Water Forum ke-10, Dunia Belajar Tata Kelola Air lewat Kearifan Lokal Indonesia

- 24 April 2024, 23:55 WIB
Subak di Tabanan Bali. (wikipedia)
Subak di Tabanan Bali. (wikipedia) /

Suara Lamaholot – Tata kelola air melalui praktek-prektek kearifan lokal yang dilakukan di banyak daerah di Indonesia memberikan optimisme bahwa keputusan nyata akan diambil pemimpin dunia di World Water Forum ke-10 pada 18—25 April 2024 di Bali.

World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada bulan Mei 2024 akan fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters). 

Demikian dikatakan Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Wakil Ketua I Sekretariat Nasional Penyelenggara 10th World Water Forum, Endra S. Atmawidjaja, Rabu 24 April 2024 di Jakarta.

Baca Juga: Indonesia Usulkan 'Centre of Excellence' Jadi Solusi Masalah Iklim

Para pemimpin dunia dikatakan Endra dapat mengulik banyak hal menarik dari Indonesia, khususnya terkait dengan cara menyelesaikan masalah tata kelola air.

“Keberhasilan Indonesia mendorong tata kelola air melalui pendekatan budaya lokal dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat global. Praktik baik yang melibatkan seluruh stakeholder ini membuktikan bahwa Indonesia mampu memimpin dunia dalam menghadapi krisis air,” ujarnya.  

Baca Juga: 8 Kuliner Khas NTT yang Unik Dijamin Lezat dan Enak, Wajib Dicoba

Misalnya sistem Subak di Bali yang sudah diakui oleh UNESCO dalam tata kelola irigasi melalui local wisdom.

Atau Danau Bratan yang juga ada di Bali. Kemudian Taman Hutan Rakyat (tahura) yang memperlihatkan betapa pentingnya mangrove dalam mendukung pengelolaan air.

Halaman:

Editor: Emanuel Bataona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x