Maka perlu dilakukan pencegahan stunting dari usia reproduksi, dari remaja, calon pengganti, ibu hamil dan ibu menyusui serta anak nol bulan, demi mencapai Indonesia emas di tahun 2045", ungkap Pj Bupati Matheos.
Baca Juga: Rabu Terewa di Kota Larantuka Flores Timur, Awali Silentium Agung
Melihat dampak stunting yang begitu besar, Pj Bupati Matheos mengajak seluruh pihak baik DPRD, OPD, Instansi Vertikal, LSM, para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Lembata untuk berkomitmen dalam mempercepat penurunan stunting melalui kerja nyata, tulus dan penuh tanggungjawab.
Dengan begitu, terbangunnya sinergitas dan kolaborasi bersama masyarakat.
Baca Juga: Jam Buka dan Tarif Ziarah ke Tuan Berdiri Wureh Flores Timur
Untuk itu, Pj Bupati Matheos mengatakan, kegiatan rembuk stunting ini sebagai wadah evaluasi kinerja stunting yang sudah dilaksanakan hingga saat ini.
Baca Juga: Tangkap Ikan Pakai Bahan Peledak, Nelayan Asal Sulawesi Ditangkap di Flotim
"Hari ini kita melakukan rembuk stunting, di momentum ini sekaligus bagi kita untuk melihat evaluasi penanganan stunting di daerah ini. Sejauh mana capai-capai kinerja yang sudah kita lakukan, dan sejauh mana program serta kegiatan yang kita laksanakan di lapang, serta mengetahui bersama hambatan-hambatannya", ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakan juga Pj Bupati Matheos bahwa, kondisi dan presentasi angka stunting Kabupaten Lembata tahun 2024 mengalami penurunan.