Dulunya Desa Pastoral, Sekarang Desa di Xinjiang China Itu Disulap jadi Pusat Pariwisata dan Hasilkan Cuan

- 11 November 2023, 14:54 WIB
Ada sebuah desa di China barat laut, disana mural-mural berwarna cerah menghiasi banyak rumah, yang menggambarkan seorang gadis dengan kostum tradisional Mongolia sedang memeluk seekor domba, seorang penggembala menuntun seekor unta berbulu cokelat tua, dan sejumlah domba yang sedang merumput di pad
Ada sebuah desa di China barat laut, disana mural-mural berwarna cerah menghiasi banyak rumah, yang menggambarkan seorang gadis dengan kostum tradisional Mongolia sedang memeluk seekor domba, seorang penggembala menuntun seekor unta berbulu cokelat tua, dan sejumlah domba yang sedang merumput di pad /Instagram/

SuaraLamaholot.com - Ada sebuah desa di China barat laut, disana mural-mural berwarna cerah menghiasi banyak rumah, yang menggambarkan seorang gadis dengan kostum tradisional Mongolia sedang memeluk seekor domba, seorang penggembala menuntun seekor unta berbulu cokelat tua, dan sejumlah domba yang sedang merumput di padang rumput atau menatap dengan penuh rasa ingin tahu ke arah orang-orang yang lewat.

Mural-mural yang berada di Desa Bogdal di wilayah Wenquan, Prefektur Otonom Etnis Mongol Bortala, Daerah Otonom Uighur Xinjiang tersebut memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan sehari-hari di bekas desa pastoral itu.

Bahkan sepanjang jalan utama desa juga terlihat barang-barang tua, misalnya gerobak sapi, yang dijadikan sebagai elemen dekoratif.

Baca Juga: Dokter Spesial Penyakit Dalam Tekankan Penggunaan Antibiotik Sesuai Dosis, Jika Tidak Bisa Akibatkan Hal Ini

Seorang wisatawan bermarga Jia yang baru pertama kali mengunjungi Bogdal, mengaku terkesan dengan suasana budaya yang unik di desa tersebut.

"Berkeliling di sini membawa saya kembali ke masa kecil saya," sebut Jia yang berasal dari Kota Tacheng di Xinjiang. "Benda-benda tua, seperti gerobak sapi, digunakan oleh keluarga kami ketika saya masih kecil."

Jia bukanlah satu-satunya wisatawan yang terpikat oleh pesona desa tersebut. Bahkan di penghujung musim gugur ini, ketika suhu di Bogdal terkadang turun hingga di bawah nol derajat Celsius, para wisatawan terlihat berswafoto atau berfoto bersama, dan mengantre untuk mencicipi makanan khas setempat.

Baca Juga: Saat Berpatroli di Gome Papua, TNI Gerebek Markas KKB 6 Orang Melarikan Diri dan Tinggalkan Perlatan Penting

Zhu Shengjuan, pemilik sebuah lahan wisata pertanian (agritainment) di Bogdal, sedang sibuk bersama karyawannya. Mereka menyiapkan makan siang untuk beberapa kelompok wisatawan.

Ketika duduk di dalam yurt, tenda khas etnis Mongol atau Kazak, para pengunjung dapat menikmati hidangan lezat dari berbagai kelompok etnis, seperti kebab daging kambing panggang dan pilaf daging kambing tradisional.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah