Gubernur NTT Mundur, Akademisi UNDANA: Demi Tuntutan UU Pemilu dan VBL Cukup Berbuat Banyak untuk NTT

23 Juni 2023, 13:19 WIB
Pakar Hukum Tata Negara Universitas Nusa Cendana Kupang, Dr. Yohanes Tuba Helan /Sumber foto dokumen Pos Kupang/

 

 

SuaraLamaholot.com- Pakar Hukum Tata Negara Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang, Dr. Yohanes Tuba Helan dalam tanggapannya terkait kabar pengunduran diri Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dari jabatannya sebagai Gubernur NTT demi memenuhi tuntutan UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017

"Pengunduran diri gubernur demi memenuhi tuntutan UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, bukan berdasarkan UU Pemda atau produk hukum lainnya. Mundur karena aturan mewajibkan para kepala daerah yang maju sebagai caleg memang harus mundur," ujar Yohanes Tuba Helan kepada suaralamaholot.com via layanan WhatsApp, Jumat 23 Juni 2023 siang.

Lebih lanjut ditegaskan Jhon sapaan akrab Yohanes Tuba Helan bahwa ditilik dari aspek masa jabatan yang diemban Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) akan berakhir dalam waktu 2 bulan 12 hari lagi.

Baca Juga: Unik! Dari Injak Piring, Hingga Potong Jari, Berikut ini 6 Budaya Khas Papua

"Sehingga tidak dikategorikan sebagai lari dari tanggung jawab,"katanya.

Jhon menambahkan Viktor Bungtilu Laiskodat cukup berbuat banyak untuk NTT.

"Beliau sudah mengabdi selama 4 tahun 8 bulan cukup banyak berbuat untuk NTT," kata Jhon sembari menitipkan pesan agar jika duduk di Senayan nanti jangan lupa memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

"Pesan saya, setelah duduk di senayan nanti jangan lupa perjuangkan kesejahteraan rakyat NTT," imbuhnya.

Baca Juga: Gelombang Protes Wisuda TK-SMA, Kadis PKO Flotim: Esensi Wisuda Menjadi Kabur dan Menelan Biaya Tak Sedikit

Diberitakan sebelumnya, Lembaga Hukum dan Hak Asasi Manusia Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia ( PADMA Indonesia) dan Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi Indonesia (Kompak Indonesia) menilai Gubernur Provinsi NTT Viktor Bungtilu Laiskodat seperti Pilatus yang hanya mau mencuci tangan dari semua persoalan yang dihadapi NTT.

Analogi yang diambil PADMA Indonesia dan Kompak Indonesia melalui pentolannya Gabriel Goa, via layanan WhatsApp Kamis 22 Juni 2023 dengan mengutip salah satu tokoh di dalam Kitab Suci itu lantaran mendengar isu terkait pengajuan pengunduran diri yang dilayangkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Gabriel Goa menerangkan, upaya Gubernur NTT VBL mengajukan pengunduran diri di saat maraknya human trafficking, korupsi berjamaah dan perampokan Hak-Hak Ekosob voice of the voiceless NTT memperlihatkan kepada publik bahwa Gubernur NTT kabur dari tanggungjawab dan mencari aman untuk mempertanggungjawabkan program kerjanya hingga berakhir September 2023 di hadapan DPRD NTT sebagai wakil rakyat NTT.

Gabriel menduga Viktor Bungtilu Laiskodat mengundurkan diri lantaran ingin menjadi calon legislatif ( Caleg).

"Kalau Caleg berarti VBL mau kabur dari tugas dan tanggungjawabnya dalam pemerintahan hingga akhir masa jabatan," katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, sementara itu jika sudah masuk kategori darurat, maka selama masa jabatan VBL telah terjadi pembiaran tanpa aksi nyata tanggap darurat untuk mengatasinya.

"Masa harus Presiden Jokowi yang turun tangan rangkap jadi Gubernur NTT. Terus Gubernur NTT makan gaji buta dari uang rakyat miskin NTT kah?" ucap Gabriel mempertanyakan.

Menurut Gabriel Goa langkah seperti ini persis seperti Pilatus.

"Langkah VBL persis seperti Pilatus mau cuci tangan dari semua persoalan yang dihadapi NTT saat ini Darurat Human Trafficking dan Darurat Korupsi," sebut Gabriel Goa.

Ia menambahkan, dari catatan kami, Gubernur VBL gagal membawa NTT Bangkit dan Sejahtera bahkan jadi Pilatus mau cuci tangan dari kondisi NTT yang Darurat Stunting, Darurat Human Trafficking dan Darurat Korupsi Berjamaah HaK-Hak Ekosob orang miskin NTT voice of the voiceless.

Terpanggil nurani, ungkap Gabriel, untuk meminta pertanggungjawaban publik para pemimpin di NTT yang mengabaikan jeritan tangis rakyat NTT dan membiarkan NTT semakin terpuruk dengan julukan darurat human trafficking, darurat stunting dan darurat korupsi hak-haknya orang miskin NTT secara berjamaah, maka PADMA Indonesia dan KOMPAK Indonesia menyatakan:

 Pertama, mendesak Presiden RI Jokowi perintahkan Mendagri untuk menolak pengunduran diri Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan memberikan kesempatan kepadanya hingga masa berakhirnya jabatannya yakni bulan September 2023.

 Kedua, mendesak DPRD NTT segera melaksanakan sidang istimewa meminta pertanggungjawaban Gubernur NTT atas status NTT yakni provinsi darurat human trafficking, provinsi darurat stunting, provinsi darurat korupsi dan juga terkait penyalahgunaan jabatan dalam kasus Bank NTT yang sedang digugat di Pengadilan.

 Ketiga, mendesak KPK RI segera melakukan penyelidikan serius terhadap kasus-kasus tindak pidana korupsi berjamaah di NTT. 

Keempat, mengajak solidaritas rakyat NTT dan Pers untuk mengawal Presiden Jokowi menolak permohonan pengunduran diri sebagai Gubernur NTT dan DPRD NTT untuk melakukan sidang Istimewa secepatnya.

 "Jika tidak melakukan, maka saatnya rakyat bersikap tidak memilih lagi mereka di Pileg 2024 bahkan Pilkada 2024," tegasnya.

Baca Juga: Gubernur NTT Mundur, PADMA Indonesia: VBL seperti Pilatus yang Mau Cuci Tangan

Terpisah, hingga berita ini diturunkan berdasarkan nomor kontak yang diterima, suaralamaholot.com sudah berupaya mengkonfirmasi Sekda Provinsi NTT, Kosmas Damianus Lana dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi tetapi belum mendapatkan tanggapan.***

 

 

Editor: Vinsensius P. Huler

Tags

Terkini

Terpopuler