Selain Polemik Rempang, Ternyata Ekonomi Biru Berbasis Konservasi Bermanfaat Bagi Masyarakat Kepualuan Seribu

21 September 2023, 16:16 WIB
Potensi ekonomi biru berbasis konservasi sangat potensial dan memajukan ekonomi, hal ini ditanggapi oleh Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB University Yonvitner yang menilai pengembangan kawasan pulau seribu di DKI Jakarta. /Jakarta/

Suara Lamaholot.com - Potensi ekonomi biru berbasis konservasi sangat potensial dan memajukan ekonomi, hal ini ditanggapi oleh Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB University Yonvitner yang menilai pengembangan kawasan pulau seribu di DKI Jakarta.

Terlebih konsep ekonomi biru di Ibu Kota saat ini sangat mendesak untuk diimplementasikan guna menjaga lingkungan serta memajukan pemberdayaan masyarakat di pesisir.

"Wisata berbasis konservasi di Pulau Seribu ini harus dipertahankan. Jangan sampai reklamasi dilegalkan karena akan merusak ekosistem, sumber daya, serta ekonomi masyarakat di Jakarta," sebut Yonvitner di Jakarta, Kamis 21 September 2023.

Baca Juga: Eks Gubernur Papua, Lukas Enembe Terdakwa Suap dan Terima Gratifikasi Sampaikan Hal Ini di Nota Pembelaannya

Selain itu Kepulauan Seribu sendiri juga telah menjadi Pusat Konservasi Ekologi melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1042 Tahun 2018 tentang Daftar Kegiatan Strategis Daerah (KSD).

Bukan hanya mempertahankan konservasi Pulau Seribu, Yonvitner menerangkan penerapan budidaya laut serta industri bioteknologi juga harus ditingkatkan untuk mendorong ekonomi biru, khususnya kehidupan pesisir di Jakarta.

Seperti Budidaya udang vaname di laut dangkal, budidaya karapu, lobster, serta rumput laut, merupakan contoh budidaya laut yang bisa dikembangkan di Jakarta. Sementara budidaya ganggang untuk bioteknologi laut sangat bagus untuk dikembangkan di Ibu Kota.

Baca Juga: Institut Kesehatan AS Akan Uji Coba Vaksin HIV Terbaru, Simak Penjelasannya di Bawah Ini

Sementara itu dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyampaikan penerapan ekonomi biru melalui pariwisata maritim di Jakarta, khususnya kawasan konservasi Kepulauan Seribu, harus terus didorong karena memiliki potensi besar bagi warga pesisir.

Oleh karena itu potensi dimaksud karena banyaknya warga Jakarta yang memiliki pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) tinggi untuk berwisata.

Dengan demikian potensi tersebut harus bisa diserap oleh Pulau Seribu yang lebih dekat dengan penduduk Jakarta.

Baca Juga: Akan Ada Banyak Kejutaan Menarik dari Ducati Bagi Pecintannya, di Ajang Moto GP Mandalika Indonesia

"Namun perlu didorong bagaimana supaya pariwisata maritim di Pulau Seribu lebih memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan, dengan menerapkan prinsip yang tidak merusak alam dan meminimalisir dampak terhadap lingkungan, terutama dari sisi limbah," sebut Faisal.

Langkah mempertahankan wilayah konservasi Pulau Seribu harus terus didorong guna mendukung lima kebijakan ekonomi biru jangka panjang Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada awal tahun ini.

Kelima kebijakan tersebut yaitu penambahan luas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budi daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan, pengelolaan dan pengawasan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengelolaan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.

Baca Juga: Ditjen Bina Pemdes Meyakini Transfer Dana Desa dalam Jumlah Besar Akan Capai Kemandirian

Tak hanya di Tanah Air, berbagai negara kepulauan lainnya di dunia yang tergabung dalam Forum Negara-negara Kepulauan dan Pulau (Archipelagic and Island States /AIS) turut menyoroti implementasi ekonomi biru, sehingga dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum 2023 ekonomi biru menjadi salah satu dari tiga subtema.

Subtema Ekonomi Biru (Blue Economy) bertujuan untuk menjadikan ekonomi biru sebagai penggerak, pemulihan dan transformasi ekonomi negara pulau/kepulauan untuk membangun penghidupan masyarakat yang berprinsip pada kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Sementara terdapat pula subtema Laut Kita, Masa Depan Kita (Our Ocean, Our Future) yang bertujuan untuk menegaskan keprihatinan atas ancaman nyata perubahan iklim yang berdampak pada masa depan laut dan masa depan penduduk negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.

Baca Juga: Mengapa Bacapres Ganjar Pranowo Meminta Perlunya Negara Percaya pada Kepala Desa? Begini Maksudnya

Di sisi lain, subtema Solidaritas (Solidarity) bertujuan untuk menekankan tiga prinsip utama, yaitu saling ketergantungan, saling membantu, dan saling menguntungkan. Ketiga prinsip tersebut diadaptasi dari konsep gotong royong.***

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler