“Mengedukasi diri tentang depresi atau masalah kesehatan mental lainnya juga dapat membantu keluarga memahami kondisi tersebut dan memberikan dukungan yang lebih baik,” jawab Kasandra.
Baca Juga: Angker! Beda dengan Lapas Umum, Ternyata Lapas Militer Sangat Ditakuti Prajurit
Sehubungan dengan banyaknya kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini, dia mengatakan pengaruh kondisi lingkungan masyarakat, budaya, dan profil psikologis sangat erat kaitannya dengan keputusan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Sumber tekanan dan kemampuan untuk menghadapinya, akan menentukan sejauh mana individu akan merespons dengan stres.
Pandangan negatif terhadap diri, rasa malu, situasi terpuruk, merasa gagal, perasaan tidak mampu mengelola keuangan, putus asa, atau merasa dijauhi oleh orang-orang di sekitar mereka dan adanya stigma masyarakat menjadi kondisi psikologis yang menjadi faktor orang melakukan bunuh diri.
“Mereka meyakini bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan dan menghilangkan beban yang mereka rasakan,” ungkap Kasandra.
Penyebab lainnya adalah adanya gangguan depresi, cemas, stres, kegelisahan yang terus-menerus, kehilangan harapan, tertekan, dan perasaan putus asa yang dalam.
Baca Juga: Begini Langkah Cepat BKKBN Tekan Penurunan Angka Stunting di Indonesia
Masalah kemampuan ekonomi juga menjadi faktor umum lainnya yang menyebabkan seseorang ingin mengakhiri hidup. Beban keuangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan perasaan putus asa, kehilangan harapan, dan gangguan mental yang serius, seperti depresi dan kecemasan.
“Atau terkait dengan misi tertentu yang ingin diperjuangkan untuk memberikan teror kepada orang lain, dalam konteks asmara, ekonomi maupun sosial politik,”ungkapnya.