Rusia Kembali Hidupkan Proyek Luar Angkasa dan Berencana Gandeng China Bangun Pangkalan di Bulan

- 15 Agustus 2023, 10:34 WIB
Rusia kembali menghidupkan instrumen ilmiah dalam kendaraan pendaratan bulan miliknya, serta para ilmuwan juga mulai mengolah data pertama saat pesawat ruang angkasa melaju menuju bulan dalam upaya untuk menemukan es di satelit Bumi tersebut.
Rusia kembali menghidupkan instrumen ilmiah dalam kendaraan pendaratan bulan miliknya, serta para ilmuwan juga mulai mengolah data pertama saat pesawat ruang angkasa melaju menuju bulan dalam upaya untuk menemukan es di satelit Bumi tersebut. /Antara News/

Suara Lamaholot.com - Rusia kembali menghidupkan instrumen ilmiah dalam kendaraan pendaratan bulan miliknya, serta para ilmuwan juga mulai mengolah data pertama saat pesawat ruang angkasa melaju menuju bulan dalam upaya untuk menemukan es di satelit Bumi tersebut.

Sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa 15 Juli 2023. Diketahui Misi Luna-25 dari Rusia, yang pertama  diluncurkan sejak 1976, berlomba dengan India yang juga sudah meluncurkan kendaraan pendaratan bulan Chandrayaan-3 bulan lalu, untuk menyelesaikan pendaratan lunak di kutub selatan bulan, yang diyakini para ilmuwan berisi kandungan air es.

Roket Soyuz 2.1, yang membawa kendaraan pendaratan bulan Luna-25, diluncurkan dari kosmodrom (lapangan kapal angkasa) Vostochny di Rusia Timur Jauh pada hari Jumat 11 Agustus 2023, pukul 2:11 pagi waktu Moskow 6:11 WIB. Dan menembus orbit Bumi sekitar satu jam setelahnya.

Baca Juga: Lembaga Konservasi TSI Sukses Mengembangbiakkan Satwa Liar Komodo, untuk Dipulangkan ke Habitat Aslinya di NTT

Saat mengangkasa menuju bulan, yang berjarak 384.400 kilometer dari Bumi, instrumen ilmiah dihidupkan agar dapat dilakukan pengukuran terhadap data pertama dari penerbangan tersebut, menurut badan luar angkasa Rusia.

"Pengukuran pertama data dari penerbangan ke Bulan telah diterima, dan tim ilmuwan proyek ini mulai mengolahnya," sebut badan luar angkasa Rusia Roscosmos.

"Luna-25 terus melanjutkan penerbangannya ke satelit alami Bumi - seluruh sistem di stasiun otomatis berjalan dengan semestinya, komunikasi berjalan stabil, keseimbangan energi positif," ujarnya.

Baca Juga: Banyak PMI jadi Korban, B2PMI Mengimbau Masyarakat Ikuti Jalur Resmi Agar Terjamin Keselamatannya

Luna-25, yang berukuran seperti sebuah mobil kecil, dimaksudkan untuk beroperasi selama satu tahun di kutub selatan bulan, di mana para ilmuwan di NASA dan badan luar angkasa lainnya dalam beberapa tahun terakhir mendeteksi jejak air es di kawah yang membayangi kawasan tersebut.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh Rusia dari misi Luna-25, jika berhasil Rusia dapat menunjukkan bahwa sanksi Barat terkait perang Rusia tidak dapat menahan Rusia.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah