Indonesia Salah Satu Eksportir Sawit Terbesar, Bahkan jadi Poros Sentral Minyak Nabati Dunia

- 4 November 2023, 13:55 WIB
Direktur Godrej Internasional Dorab Mistry mengatakan Indonesia menjadi poros sentral dari faktor-faktor yang menentukan harga minyak nabati dunia.
Direktur Godrej Internasional Dorab Mistry mengatakan Indonesia menjadi poros sentral dari faktor-faktor yang menentukan harga minyak nabati dunia. /Zona Surabaya Raya/

SuaraLamaholot.com - Direktur Godrej Internasional Dorab Mistry mengatakan Indonesia menjadi poros sentral dari faktor-faktor yang menentukan harga minyak nabati dunia.

"Produksi kelapa sawit Indonesia yang merupakan eksportir sawit terbesar dunia, ditambah dengan adanya ancaman dampak El Nino, sehingga reaksi Indonesia terhadap kondisi pasar menjadi sangat penting," sebut Dorab Mistry pada Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Bali, Sabtu 04 November 2023.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan, secara makro harga minyak nabati untuk tahun 2024 dipengaruhi oleh perkembangan suku bunga The Federal Reserve System (The FED), kondisi kemungkinan resesi tahun 2024, berakhirnya perang di Ukraina dan Gaza, dan perkembangan harga dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: Jelang Pemilu KPU RI Tetapkan 9.917 DCT untuk Anggota DPR RI dan 18 Partai Pemilu 2024

Tetapi di sisi lain, menurut dia, jumlah pasokan minyak nabati di tengah El Nino, mandatori biofuel di Indonesia dan negara lainnya seperti Brazil, serta pertimbangan para kandidat Presiden Amerika Serikat terkait subsidi yang lebih besar untuk biofuel akan sangat menentukan besarnya kebutuhan minyak nabati global.

Bahkan peneliti minyak nabati global dari Oil World Thomas Mielke menyebutkan produksi kelapa sawit dunia diprediksi akan mengalami penurunan selama 10 tahun ke depan dengan rata-rata hanya 1,7 juta ton per tahun hingga 2030.

Akan berbeda dengan kondisi sebelumnya, yakni periode 2010 hingga 2020 di mana kenaikan produksi rata-rata mencapai 2,9 juta ton.

Baca Juga: BNPB Mendata Ada 95 Bangunan Penting Rusak Akibat Gempa Bumi di Kupang NTT

 Selain itu, kata Thomas, konsumsi minyak nabati global selama 10 tahun ke belakang terus mengalami peningkatan signifikan, terutama untuk kebutuhan makanan, energi dan oleokimia.

“Dengan perkiraan yang ada ini, diperkirakan akan terjadi defisit produksi global pada tahun 2024, maka diprediksi akan terjadi kenaikan harga minyak nabati,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah