Percepatan penurunan stunting melalui Program PASTI, tambahnya, dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan gizi bagi keluarga berisiko dengan upaya pemberdayaan masyarakat, meningkatkan praktik gizi di kalangan remaja dan pasangan calon pengantin, serta memperkuat kapasitas kelembagaan dan tata kelola kolaboratif di antara para pemangku kepentingan dalam implementasi konvergensi.
“Kami berharap ini nanti akan berhasil dan mampu menekan angka stunting secara signifikan, hingga kemudian ke depannya bisa diimplementasikan juga di wilayah lain,”ucapnya.
Pada tahun 2022, prevalensi stunting nasional di angka 21,6 persen dan ditargetkan turun menjadi 17,8 persen pada akhir 2023, sehingga bisa menuju 14 persen pada 2024.
Untuk mencapai target itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada Kamis kemarin menerangkan bahwa usulan tambahan lima provinsi prioritas penanggulangan stunting, yakni Papua, Papua Barat, Sumatra Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan, sehingga menjadi 17 provinsi.
Baca Juga: BKKBN Sebut Indonesia Capai Kemajuan Besar Lewat Kampung Keluarga Berkualitas
Sebelumnya, daerah prioritas yang ditetapkan berjumlah 12 provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara, dan Banten.***