Minggu Palma Momen Yesus Diarak ke Yerusalem, Berikut Sejarah, Makna dan Warna Liturginya

24 Maret 2024, 11:48 WIB
Misa Perayaan Minggu Palma di Gereja Katolik Wilayah Santo Yohanes Rasul Kebakkramat yang dipimpin Romo Paroki Santo Pius X Karanganyar, Robertus Tri Widodo, Minggu, 10 April 2022. /Dokumentasi Gisela/

SuaraLamaholot.com - Minggu Palma merupakan salah satu hari perayaan umat Katolik sebagai pembukaan sebelum memasuki pekan suci perayaan Paskah. 

Berikut serba-serbi Minggu Palma yang menjadi momen penting bagi umat Katolik di mana Yesus Kristus diarak ke Yerusalem.

Hari Raya Paskah akan dirayakan oleh umat Katolik pada bulan April mendatang. 

Baca Juga: Perayaan Minggu Palma Menandai Rangkaian Pekan Suci Paskah Umat Katolik

Perayaan tersebut dimulai dengan Rabu Abu dan pada minggu terakhir sebelum perayaan Paskah, umat Katolik akan merayakan Minggu Palma untuk mengenang sengsara Yesus.

Pengertian Minggu Palma

Dikutip dari laman Universitas Stekom Pusat, Minggu Palma atau secara resmi disebut Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan adalah hari peringatan dalam liturgi Gereja Kristen, terutama Gereja Katolik Roma. 

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Ende NTT, Terasa Hingga Lembata

Minggu Palma selalu jatuh pada hari Minggu terakhir tepat sebelum Paskah.

Dalam liturgi Minggu Palma, umat umumnya mendapatkan daun palem dan ruang gereja dipenuhi ornamen palem dan meniru orang-orang di zaman dulu yang mengelu-elukan Yesus dengan daun palem.

Baca Juga: Inovatif, Kabupaten Malaka di NTT Manfaatkan Pangan Lokal untuk Cegah Stunting

Selain itu, umat juga akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil. 

Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, melainkan pada peristiwa kematianNya di kayu salib.

Baca Juga: Polwan Cantik Berdarah Lamalera Sebagai Kapolres Lembata, Penulis Buku Hingga Bintang Sinetron yang Dimutasi

Sejarah Minggu Palma

Perayaan Minggu Palma merujuk pada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44, dan Yohanes 12:12-19. 

Dalam perayaan Minggu Palma, dikenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh orang banyak.

Baca Juga: Cipayung Desak Kapolres Flores Timur Segera Tunjukan TKP Terjatuhnya Korban RO/LO

Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa sebab hal ini terjadi sebelum Yesus disiksa, mati, dan bangkit dari kematian.

 Itulah alasan kenapa Minggu Palma disebut sebagai pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem.

Pada Minggu Palma gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem, melainkan juga mengenang kesengsaraan Yesus.

Baca Juga: Mantan Kapolda NTT Johni Asadoma Siap Jadi Kandidat Calon Gubernur NTT  

Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara.

Perayaan Minggu Palma

Perayaan Minggu Palma terdiri dari dua suasana yang kontras. 

Upacara pemberkatan daun palma dilakukan di luar gedung gereja dengan suasana yang meriah, terlebih ketika memasuki gedung gereja. 

Baca Juga: Pemkab Lembata Keciprat Dana Inpres 49,9 M, Jalan Segmen Waikomo Belobatang Wuladoni Dilanjutkan

Umat akan melambai-lambaikan daun palma sambil menyanyikan pujian-pujian dengan lagu yang meriah.

Kemudian suasana meriah tersebut berganti menjadi suasana menyedihkan ketika memasuki gedung gereja. 

Di dalam Liturgi Sabda akan dibacakan kisah penderitaan Yesus.

Baca Juga: Yes! Promosi Pariwisata Menjadi Fokus Putri Indonesia NTT I 2024 Veronica Asadoma

Sejak Minggu kelima Prapaskah, patung-patung orang Kudus dan salib-salib diselubungi. 

Salib-salib tersebut diselubungi sampai akhir liturgi Jumat Agung. 

Hal ini memiliki simbol bahwa Yesus sungguh menunjukkan kemanusiaannya.

Oleh karena itu, perbedaan suasana ini mengingatkan umat Katolik bahwa di dalam kemeriahan sorak-sorai penyambutan Yesus sebagai Raja, ada derita dalam diri Yesus yang harus Ia tanggung.

Baca Juga: Aksi Bisu dan Seribu Lilin, Massa Cipayung Tenteng Baliho Bertuliskan Mosi Tidak Percaya Polres Flotim

Makna Daun Palma di Salib

Daun palma merupakan simbol dari kehidupan, harapan, dan berkat. 

Daun palma dalam perayaan Minggu Palma akan diberkati oleh imam, kemudian dapat dibawa pulang.

Biasanya daun palma tersebut akan diletakkan di salib. Di tahun berikutnya, daun palma yang sudah diberkati dalam Perayaan Minggu Palma akan dikumpulkan dan dibakar untuk Rabu Abu.

Baca Juga: KEREN! Pemprov Promosikan Pariwisata dan Seni Budaya NTT di Hong Kong Flower Show

Kristus kerap kali menunjukkan hubungan simbol kemenangan atas doa dan kematian. Daun palem memiliki warna hijau, warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi.

Oleh karena itu, daun palma disimbolkan sebagai kemenangan dari musim semi atas musim salju atau kehidupan atas kematian, dan warna hijau merupakan sebuah campuran dari kuning-biru yang melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.

Baca Juga: Mengenal Vivick Tjangkung, Kapolres Lembata Pemberantas Narkoba yang Dimutasi ke BNN Tanggerang

Makna Warna Liturgi Minggu Palma

Dikutip dari buku 'Dasar-Dasar Liturgi' (2019) oleh Komisi Liturgi-Keuskupan Agung Semarang, warna Liturgi yang dipakai dalam perayaan Minggu Palma adalah merah. Warna merah merupakan simbol dari api dan darah.

Karenanya, warna merah dimaknai sebagai penumpahan darah para martir sebagai saksi iman, sebagaimana Yesus sendiri menumpahkan darahNya bagi kehidupan dunia.

Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca Hari Ini, BMKG: Potensi Hujan Lebat Petir Angin Kencang di Beberapa Wilayah

Demikian pembahasan mengenai Minggu Palma yang menjadi hari peringatan Yesus memasuki kota Yerusalem mulai dari pengertian, sejarah, hingga makna daun palem dan warna liturgi yang dipakai.

Editor: Emanuel Bataona

Sumber: Universitas Stekom Pusat

Tags

Terkini

Terpopuler