Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Ende NTT, Terasa Hingga Lembata
Salah satu langkah nyata membuka gerbang hati adalah dengan kesediaan untuk mengakui dosa di hadapan Tuhan lewat penerimaan Sakramen Tobat.
Pun Tuhan kenyataannya memilih keledai, makhluk yang jelas-jelas lemah, bukan kuda yang gagah dan jauh lebih kuat.
Seperti halnya Tuhan memilih bersama umat-Nya, yang mau mengakui kelemahan dan mau membuka diri.
Baca Juga: Inovatif, Kabupaten Malaka di NTT Manfaatkan Pangan Lokal untuk Cegah Stunting
Akan tetapi, umat juga diingatkan untuk tidak sombong. Ketika peristiwa perarakan, orang-orang mengelu-elukan Yesus, bukan si keledai.
Sejarah perayaan Minggu Palma
Apa yang bisa diambil? Umat diajak untuk tetap merendahkan diri, jujur bahwa manusia bukan apa-apa, bahkan hanya debu tetapi Tuhan adalah segalanya.
Melansir Christianity, Minggu Palma dimulai di Gereja Yerusalem sekitar akhir abad ketiga.