Dibangun Tahun 1806, Masjid Tertua di Kupang NTT ini Jadi Simbol Pemersatu Umat Beragama

- 5 April 2024, 18:18 WIB
Masjid Agung Al-Baitul Qadim di kota Kupang, simbol Pemersatu Umat Beragama/Istimewa
Masjid Agung Al-Baitul Qadim di kota Kupang, simbol Pemersatu Umat Beragama/Istimewa /

Adapun Sultan Badaruddin mengatur masalah kepemimpinan secara menyeluruh dengan tetap memperhatikan pertimbangan Sya’ban sebagai Imam Kesultanan. 

Dan wilayah kebijakkan dan kekuasaan Sultan Badaruddin ini dikenal dengan istilah “Kampung Raja”.

Dalam menjaga kelanggengan hubungan baik antara “Kampung Imam dan Kampung Raja” ini ditetapkanlah sebuah etika oleh Sultan Badarruddin dan Sya’ban yang hingga kini pun masih bisa dilihat pada pelaksanaan ritual-ritual keagamaan di dua Kampung Islam tertua di pulau Timor yaitu Kampung Solor dan Airmata.

Baca Juga: Wajib Dipinang! Ini Keunikan dan Pesona Perempuan Nusa Tenggara Timur

Sya’ban memiliki 3 putra yang dikemudian diwakafkan untuk melakukan pengurusan Masjid Agung Al Baitul Qadim hingga anak cucu keturunan mereka dan mereka adalah sebagai berikut.

Birando anak tertua diwakafkan untuk menjadi Imam Masjid, Abdullah anak kedua diwakafkan untuk menjadi Khatib Masjid dan Bofeiq anak terakhir diwakafkan untuk menjadi Bilal Masjid. 

Baca Juga: Miliki Gerakan Mematikan! Ini Kelebihan Pencak Silat sebagai Seni Bela Diri Tradisional Asli Indonesia

Dan pewakafan ini masih tetap dijunjung tinggi oleh anak keturunan mereka.

Pada tahun 1984, Imam Masjid turunan ketujuh, Birando bin Tahir, melakukan pemugaran Masjid Agung Al Baitul Qadim atas persetujuan jamaah setempat, dengan sejumlah alasan diantaranya bertambah pesatnya perkembangan jumlah warga Muslim.

Baca Juga: Kabar Gembira! Federasi Sepak Bola ASEAN Umumkan Platform E-Commerce, Shopee Jadi Mitra Resmi Pertama

Halaman:

Editor: Emanuel Bataona

Sumber: Dunia Masjid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah