SuaraLamaholot - Kabupaten Lembata saat ini menghadapi masalah virus African Swine Fever (ASF) yang berdampak serius pada ekonomi masyarakat.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Petrus Kanisius Tuaq, SP dalam wawancara dengan RRI Ende di florata Jumad 7 Juni 2024.
Menurutnya, hingga saat ini, sekitar 239 ekor babi mati akibat ASF dengan kerugian mencapai 1,5 miliar rupiah.
Baca Juga: Empat Kelurahan di kabupaten Lembata Masuk Zona Merah Rabies
Penanganan terhadap ASF juga terus dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Untuk meminimalisir dampak dari rabies dan ASF, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata berencana mengajukan anggaran tambahan untuk pengadaan vaksin dan obat-obatan yang diperlukan.
Baca Juga: Tiga Kecamatan di Kabupaten Lembata Berstatus Waspada Kekeringan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lembata juga mengkonfirmasi penemuan dua sampel babi positif virus African Swine Fever (ASF).
Hal itu disampaikan Plt Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lembata, Theresia Making dalam rapat koordinasi terkait ASF dan rabies di Kantor Bupati Lembata, Lewoleba, Selasa, 4 Juni 2024.