Dari surat-menyurat itu, ia mendapat pencerahan soal hak-hak kaum perempuan.
Lalu timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi yang saat itu memiliki status sosial yang sangat rendah.
Baca Juga: Polres Lembata Gelar Pelatihan Satpam Gada Pratama
Lewat surat, Kartini menceritakan kondisi wanita di Indonesia. Ia menuliskan mengenai penderitaan perempuan Jawa seperti harus menjalani pingit, tidak bisa bebas berpendapat, dan tidak dapat menempuh pendidikan.
Kartini juga menulis mengenai makna Ketuhanan dan juga nasionalisme.
Baca Juga: Menelusuri 8 Destinasi Wisata di Alor NTT, Dengan View Alam yang Mempesona
Temannya dari Belanda yang bernama Rosa Abendanon dan Estelle "Stella" Zeehandelaar juga mendukung pemikiran-pemikiran yang diungkapkan oleh Kartini.
Perjuangan Kartini dan Emansipasi Wanita
Sejak remaja, Kartini banyak membaca De Locomotief, sebuah surat kabar dari Semarang yang ada di bawah asuhan Pieter Brooshoof.
Baca Juga: Wakapolda NTT Berikan Motivasi dan Semangat Kepada Casis Polri Tahun 2024