Kartini juga mendapatkan leestrommel, sebuah paketan majalah yang dikirimkan oleh toko buku kepada langganan mereka yang di dalamnya terdapat majalah-majalah mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Kartini kecil juga sering mengirimkan beberapa tulisan yang kemudian ia kirimkan kepada salah satu majalah wanita Belanda yang ia baca, yaitu De Hollandsche Lelie.
Buku-buku bertuliskan Belanda tersebut membuat pikiran Kartini semakin terbuka dan maju.
Ketertarikannya dalam membaca membuatnya memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Perhatiannya tidak hanya semata-mata mengenai emansipasi wanita, namun juga masalah sosial umum.
Perjuangan awal Kartini dimulai saat ia mendirikan sekolah khusus putri di Jepara.
Di sekolah tersebut, mereka diajarkan mengenai cara membaca, menulis, menjahit, menyulam, dan memasak.
Kartini juga bahkan bercita-cita untuk menjadi seorang guru, meskipun keinginannya tersebut tidak pernah terwujud karena ia harus menikah dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, seorang Bupati Rembang, di usia yang muda.