Karya Puisi Dominikus Temaluru, Elegi di Elok Pagi

30 Maret 2024, 10:31 WIB
Foto diambil dari Bukit Postoh, Larantuka, Flores Timur. Situs makam Raja Larantuka /Ama Boro Huko/

SuaraLamaholot.com - Puisi Dominikus M Temaluru S.fil, dikenal juga sebagai penulis sejarah dan arsitek. Bahkan pernah membuat masterplan Kota Larantuka, dengan karakter budaya dan kekhasan Agama Katolik sebagai sentra spiritual dan religius.

Baca Juga: Puisi Kristina Laga Lela Edisi Rohani Sabtu 30 Maret 2024, Aku dan Kamu Diselamatkannya!!

Hasil karya tulis maupun bangunan megah hasil desain gambarnya sudah dikenal oleh masyarakat Flores Timur, bagi pecinta puisi, berikut ini karya puisinya, Sabtu 30 Maret 2024.

Elegi, di Elok Pagi..

Di sudut itu, ada wajah keluh bersila..
Ada tetes bening menuruni wajahnya yg mulai menua
Tdk tahu apa yg digumankan
Cm tahu dia sdg berpasrah dalam ujud
Karena dia tahu..di mata Maria ada pemenuhan harapan itu..

Baca Juga: Lanal Maumere Gandeng KRI Esclolar 871 Amankan Prosesi Laut Antar Tuan Meninu di Larantuka

Semburat senyumnya terlihat miris..
Seorang ibu yg terlihat nelangsa
Ada gejolak bathin yg menumpuk d wajahnya..
Anaknya yg kelas 3 SMA hamil dan dikeluarkan dari sekolah..

Dia merasa gagal, mau minta Bunda menguatkannya..  Ada Gadis menutup wajahnya dengan rambutnya yg terurai lurus..

Getar tubuhnya, nyanyi sunyinya..lalu dia sesenggukan..
Lelaki yg dicintainya bertahun2, yg segalanya sudah diberikan atas nama cinta,
Ternyata menikah dengan wanita lainnya..

Lelaki itu terlihat marah..
Rona wajahnya memerah menahan desakan emosinyà..
Ia merasa Bunda terlalu baik
Membiarkan kota ini dibuai gemulainya kegemerlapan..
Anak2nya mengisap ganja dan sabu..
Merajalela dgn angkuh dan pongah.
Lalu agama cuma soal Natal dan Paskah..

Baca Juga: Kisah Nelayan Lamalera Diselamatkan di Perairan Australia Tahun 1994 dan Mimpi Bertemu Tuan Meninu

Di sudut paling belakang
Pak tua itu memakai opa, dgn selempang biru
Membisu..
Mulutx bergetar..

Ah..semana sancta yg sudah asing,
Mereka menjarah keasliannya,
Mereka menjarah keunikannya,
Mereka menjarah keluhurannya..
Semua cuma seremonial minim makna..
Orang-orang berebutan..
merasa paling memiliki..

Lalu Tuhan menjadi obyek jarahan, ketamakan..
Baik awam juga klerus..
Tuhan bukan lagi subyek.

Baca Juga: Lagu dan Doa Kedukaan Peziarah Menggema Dalam Persisan Anta Tuan di Kota Larantuka Flores Timur

Di kapel yg lengang itu..
Ada daras doa dan ujud2 suci..
Ada hikmat tentang Bunda yang berduka..
Tp di luar sana..
Tiap org merasa kudus...
Merasa paling berhak
Lalu lupa bhw seharusx semua milik dan untuk Tuhan..
Seharusnya, Bunda yg renta..
Menjadi ujung asa yg utuh
Menjadi simpul
keluh kesah yg mengikat sukma..

500 tahun berlalu..
Semua berubah,
Orang2 kadang sinisme
Tapi terperangkap
dengan gemerlap modernisasi yg sombong..

Semua bisa beralih..
Tapi tidak dengan tatapanNya..
Masih sama selamanya..
Di nadir saman pun..
Masih akan tetap sama..

Semoga..
Di punggung jalan yang berbalut hitam
Sepanjang Via Dolorosa..
Tetap Ada lantunan redup nan sakral..
Salam Maria yg heroik..
Bapa kami yg agung..

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Sabtu 30 Maret 2024, Jauhi Saja Orang-Orang yang Penuh Dengan Hal-Hal Negatif!

Dari bibir kering mama rosa dari Lemanu..demi anaknya yg mau skripsi..
Dari bibir bergetar ema Lena dari kota Sau..
untuk suaminya di Kinabalu, 5 tahun tanpa berita.
Dari bibir bu Ningsih asal Muntilan..
Untuk usaha kulinernya yg melemah..
Ah..Bunda Ile Mandiri yg mistis..

Semoga masih bernas di tahun nanti..
Juga nanti dan nanti..
Di edar wktu yg terus berganti..
Ada yg msih utuh di pante Kuce, di Pante Uste, di pante Bao..
Dengan Salam Maria yg Elok...

Bukit Postoh
30 maret 2024..05.30 wita..
Silver Sunrise.***

Editor: Yustinus Boro Huko

Sumber: Dominikus M Temaluru S.fil

Tags

Terkini

Terpopuler